tirto.id - Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu krisis. Bahkan, menurut berita terbaru, setidaknya lebih dari 1,7 juta orang melarikan diri dari Ukraina dan menewaskan sedikitnya 364 warga negara itu, demikian PBB menyampaikan.
Al Jazeraa melaporkan, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengaku akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov di Turki pada hari Kamis. Dalam pertemuan nanti, dia mengusulkan pembicaraan langsung antara presiden Ukraina dan Rusia.
"Kami menginginkan pembicaraan antara presiden Ukraina dan Vladimir Putin karena dialah yang membuat keputusan akhir," kata Kuleba di televisi Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan Rusia akan melakukan gencatan senjata di lima kota pada Selasa pagi pukul 10 pagi waktu Moskow. Selain itu, Rusia juga akan membuka koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga dari kota Kyiv, Chernigov, Sumy dan Mariupol.
“Ada juga evakuasi yang ditawarkan ke kota-kota Ukraina di sebelah barat Kyiv, dan pada akhirnya itu akan menjadi pilihan orang-orang itu sendiri ke mana mereka ingin dievakuasi,” kata Nebenzia.
Di sisi lain, pejabat Ukraina mengklaim kalau Rusia akan meningkatkan penembakan di kota-kota besar di Kyiv. Tentara dan sukarelawan Ukraina disebut sudah membanngun ratusan pos pemeriksaan untuk melindungi penduduk.
Mereka menggunakan karung pasir, ban yang ditumpuk dan kabel berduri. “Setiap rumah, setiap jalan, setiap pos pemeriksaan, kami akan bertempur sampai mati jika perlu,” kata Walikota Vitali Klitschko.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia tidak akan mengirim pasukan wajib militer atau cadangan untuk berperang di Ukraina.
“Tentara wajib militer tidak berpartisipasi dan tidak akan berpartisipasi dalam pertempuran. Tidak akan ada tambahan wajib militer cadangan," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi. "[...] hanya dilakukan oleh prajurit profesional."
Isi Pertemuan Ketiga antara Rusia dan Ukraina
DW melaporkan, negosiator Ukraina dan Rusia sudah melakukan pertemuan putaran ketiga pada hari Senin di dekat perbatasan dengan Polandia. Isi pertemuan itu, kata delegasi Ukraina, tentang kemajuan potensial dalam memastikan koridor kemanusiaan.
Negosiator utama Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan di Twitter, meskipun kesepakatan keseluruhan belum tercapai, tetapi "ada beberapa perubahan positif kecil mengenai logistik koridor kemanusiaan."
Kendati demikian, Podolyak tidak merinci lebih lanjut, tetapi negosiator utama Rusia, Vladimir Medinsky, mengatakan dia mengharapkan koridor kemanusiaan akan mulai berfungsi pada Selasa.
Terkait potensi penyelesaian politik untuk mengamankan gencatan senjata, Medinsky mengatakan bahwa "harapan Rusia dari pembicaraan telah gagal." Dia mengharapkan lebih banyak pembicaraan terjadi.
“Kami berharap bahwa kami akan dapat membuat langkah maju yang lebih signifikan di lain waktu,” katanya kepada media Rusia.
Pertemuan sebelumnya gagal untuk mengakhiri konflik karena masing-masing pihak saling menyalahkan atas kegagalan untuk menemukan kesepakatan yang sesuai.
Editor: Iswara N Raditya