tirto.id - Shalat sunnah rawatib adalah sholat sunnah sebelum dan sesudah shalat wajib 5 waktu. Masing-masing salat wajib memiliki pengiring berupa salat sunah.
Salat sunah rawatib yang dikerjakan sebelum salat wajib disebut salat sunah qobliyah. Sementara itu, salat sunah rawatib yang dilakukan setelah salat wajib disebut salat sunah bakdiyah.
Fungsi shalat sunnah rawatib adalah sebagai penyempurna jika terjadi kekurangan dalam salat fardu yang dikerjakan. Anjuran tentang shalat sunnah rawatib terdapat dalam suatu hadis riwayat Ibnu Majah berikut.
"Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat fardu. Itu pun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, “Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan [salat] sunah?” Jika memiliki amalan salat sunah, sempurnakan amalan salat fardu dengan amal salat sunahnya. Kemudian, perlakukanlah amal-amal fardu lainnya seperti [dalam kasus salat] tadi." (H.R. Ibnu Majah).
Jumlah Rakaat Salat Sunah Rawatib
Berdasarkan waktu pelaksanaannya, shalat sunnah rawatib terbagi menjadi dua jenis, yakni qobliyah dan bakdiyah. Lantas, shalat qabliyah dan ba'diyah dalam sehari ada berapa rakaat?
Shalat sunnah rawatib dalam sehari terdiri atas 22 rakaat, yang digolongkan ke dalam lima waktu salat fardu.
Syekh Zainuddin Al-Malibary dalam Fathul Muin Syarh Qurrotil ‘Ain bi Muhimmatid-Din (hlm. 158--159) menyebutkan, "Disunahkan salat sunah 4 rakaat sebelum salat Asar, 4 rakaat sebelum Zuhur dan setelahnya, 2 rakaat setelah Magrib dan disunahkan menyambung 2 rakaat ba’diyah Magrib dengan salat fardu, dan tidak hilang keutamaan menyambung 2 rakaat ba’diyah Magrib sebab melakukan zikir ma’tsur setelah salat fardu."
"Kemudian setelah isya 2 rakaat yang ringan, begitu juga 2 rakaat sebelum salat Isya jika tidak sibuk menjawab azan. Apabila di antara azan dan iqamat ada waktu luang untuk mengerjakan 2 rakaat sebelum Isya, maka dapat dikerjakan. Jika tidak, maka diakhirkan [setelah salat Isya], dan dua rakaat sebelum Subuh."
Salat Rawatib Muakkad dan Ghairu Muakkad
Jika dirinci lebih rinci lagi, dikutip dari artikel "Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib" dalam laman NU Online, salat sunah rawatib terbagi menjadi dua jenis, berdasarkan seringnya Nabi Muhammad mengerjakan salat tersebut.
Shalat sunnah rawatib jenis pertama adalah shalat sunnah rawatib muakkad, yang selalu dikerjakan Rasulullah. Jumlah rakaatnya ada 10 atau 12, yaitu 2 rakaat sebelum Subuh, 2 atau 4 rakaat sebelum Zuhur, 2 rakaat setelah Zuhur, 2 rakaat setelah Magrib, dan 2 rakaat setelah Isya.
"Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia mengingat Nabi Muhammad saw. salat 10 rakaat, dengan rincian 2 rakaat sebelum salat Zuhur dan 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah salat Magrib di rumahnya, 2 rakaat sesudah salat Isya di rumahnya, dan 2 rakaat sebelum salat Subuh.” [H.R. al-Bukhari)
Terkait jumlah rakaat sebelum Zuhur, ada riwayat dari Aisyah bahwa jumlahnya 4 rakaat, "Nabi saw tidak pernah meninggalkan 4 rakaat sebelum salat Zuhur dan 2 rakaat sebelum salat Subuh.” (H.R. al-Bukhari)
Shalat sunnah rawatib jenis kedua adalah ghairu muakkad. Salat ini tidak selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad; kadang dikerjakan, kadang tidak. Salat rawatib jenis ini termasuk tambahan 2 rakaat setelah salat Zuhur, 4 rakaat sebelum Asar, 2 rakaat sebelum Magrib, dan 2 rakaat sebelum Isya.
Untuk memudahkan, berikut rincian jumlah rakaat shalat sunnah rawatib sesuai jenisnya.
Salat | Muakkad | Ghoiru Muakkad |
Subuh | 2 rakaat qobliyah | |
Zuhur | 4 atau 2 rakaat qobliyah, 2 rakaat bakdiyah | 2 rakaat bakdiyah |
Asar | 4 rakaat qobliyah | |
Magrib | 2 rakaat bakdiyah | 2 rakaat qobliyah |
Isya | 2 rakaat bakdiyah | 2 rakaat qobliyah |
Bacaan Niat Sholat Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Wajib
Sama seperti ibadah lainnya, shalat sunnahrawatib juga dikerjakan dengan niat terlebih dahulu. Berikut bacaan niat sholat sunnah sebelum dan sesudah shalat wajib.
1. Niat Salat Rawatib Sebelum Salat Subuh
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَىUsholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya, "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum subuh 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
2. Niat Salat Rawatib Sebelum Zuhur
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya, "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum zuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
3. Niat Salat Rawatib Sesudah Zuhur
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَىUshalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya, "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah zuhur 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
4. Niat Salat Rawatib Sesudah Magrib
اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَىUsholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya, "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah magrib 2 rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
5. Niat Salat Rawatib Sesudah Isya'
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَىUsholi Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Ba’diyatta Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya:"Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah Isya 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala."
Keutamaan Salat Sunah Rawatib
Keutamaan mengerjakan shalat sunnah rawatib dapat diketahui melalui beberapa hadis. Salah satunya dari riwayat Tirmizi, bahwa "Allah merahmati seseorang yang salat sunah empat rakaat sebelum ashar."
Bahkan, dua rakaat yang dikerjakan sebelum salat Subuh atau biasa disebut salat fajar juga lebih baik daripada dunia dan isinya. Seperti dalam riwayat Muslim dan Tirmizi, "Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan pengisinya."
Keutamaan lain bisa didapatkan saat menggelar shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah salat Zuhur, seperti dalam hadis, "Barangsiapa melaksanakan empat rakaat sebelum zuhur dan 4 rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkan baginya api neraka." (H.R. Tirmizi).
Dalam riwayat lain, dari Ummi Habibah, ia mendengar Nabi bersabda, "Barangsiapa yang salat (sunah rawatib) 12 rakaat dalam sehari semalam, niscaya dibuatkan bagi mereka sebuah rumah di surga.” (H.R. Muslim).
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Ibnu Azis & Fadli Nasrudin