tirto.id - Sebanyak 24 senator dan 19 anggota parlemen AS menandatagani surat yang menyerukan sanksi bagi Chen Quanguo, sekretaris Partai Komunis di wilayah otonom Xinjiang.
Dikutip dari South China Morning Post, Kamis (4/4/2019), seruan itu berkaitan dengan dugaan keterlibatan Chen dalam penahanan massal warga Muslim Uighur.
Senator dan anggota parlemen meminta Pemerintahan Donald Trump mengambil langkah kerasa terhadap perusahaan Cina yang terlibat pelanggaran HAM.
"Kami kecewa dengan kegagalan pemerintah [AS] sejauh ini untuk menjatuhkan sanksi yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia sistemik dan mengerikan yang sedang berlangsung di Xinjiang," isi surat yang ditujukkan kepada Menlu Mike Pompeo dan pejabat tinggi lainnya.
Anggota parlemen mengakui "retorika yang kuat" dari Wakil Presiden Mike Pence dan lainnya tetapi menambahkan, "Kata-kata saja tidak cukup."
Surat itu ditandatangani oleh senator Marco Rubio dari Partai Rpublik Florida yang dekat dengan Trump mengenai kebijakan luar negeri, dan Bob Menendez, seorang Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri.
Ada juga Senator Elizabeth Warren, seorang kandidat presiden dari Partai Demokrat, Senator Mitt Romney, pernah disebut sebagai calon presiden dari Partai Republik, dan Perwakilan James McGovern dan Chris Smith, yang memimpin komisi untuk hak asasi manusia AS.
Mengutip Independent, kelompok HAM menyatakan terdapat lebih dari satu juta etnis Uighur, Kaakh dan minoritas lainnya di kamp tersebut. Mereka ditahan secara sewenang-wenang di wilayah Xinjiang barat.
Namun menurut aktivis Uighur dan peneliti Cina di Amnesty International, Patrick Poon, jumlah tahanan di Xinjiang itu bisa mencapai 3 juta.
Laporan sebelumnya mengatakan minoritas Muslim Uighur dipaksa untuk bersumpah setia kepada Partai Komunis Cina Mereka juga dipaksa untuk makan daging babi dan minum alkohol - tindakan terlarang dalam agama Islam.
Pihak Cina menepis tudingan Amnesty Internasional dan mengatakan bahwa pihaknya menahan warga yang melakukan kejahatan ringan dan mengirim mereka ke pusat-pusat pelatihan.
Editor: Agung DH