Menuju konten utama

Selepas Nyepi, Ada Ngembak Geni & Pasar Mejelangu di Bali Hari Ini

Pada saat Ngembak Geni masyarakat Bali bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman

Selepas Nyepi, Ada Ngembak Geni & Pasar Mejelangu di Bali Hari Ini
Sejumlah anak mengarak Ogoh-Ogoh saat festival Ogoh-Ogoh 2017 jelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di kawasan Kuta, Badung, Bali, Senin (27/3). Festival yang diikuti ratusan warga tersebut guna menetralisir unsur negatif agar perayaan Nyepi dapat dilaksanakan dengan damai. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/pras/17.

tirto.id - Aktivitas masyarakat Hindu di Bali mulai tampak kembali berangsur normal seperti biasa pada Minggu (18/3/2018). Sebelumnya ritual catur Brata Penyepian Hari Raya Nyepi dilaksanakan selama 24 jam sejak Sabtu (17/3/2018) pukul 06.00 WITA.

Meskipun aktivitas warga setelah Nyepi sudah mulai normal, tampak suasana hari raya masih terasa di wilayah Bali. Hal tersebut karena pada hari ini umat Hindu di Bali memasuki Ngembak Geni atau yang berarti bebas menyalakan api.

Bendesa Adat Tuban, I Wayan Mendra menjelaskan, meskipun saat Ngembak Geni masyarakat dapat beraktivitas seperti hari biasa, namun kebanyakan umat Hindu memanfaatkan hari itu untuk melakukan Dharma Santi Nyepi atau saling bersilaturahmi.

"Sama seperti umat Muslim yang bersilaturahmi saat Idul Fitri, kami setelah menjalani catur Brata penyepian atau pada saat Ngembak Geni juga bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman," ujarnya.

Seperti dilaporkan oleh Antara, aktivitas warga Pulau Dewata itu pulih kembali setelah pukul 06.00 WITA, sehingga jalanan yang pada saat Hari Raya Nyepi tampak lengang, kini mulai tampak dilewati oleh sejumlah pengendara.

Tak hanya umat Hindu, warga beragama lain yang selama satu hari sebelumnya juga berada di dalam rumah, tampak telah mulai keluar rumah. Wisatawan dan tamu hotel yang seharian menikmati suasana Hari Raya Nyepi dari dalam hotel, juga mulai beraktivitas keluar hotel.

I Wayan Mendra juga mengatakan, pada saat Ngembak Geni di wilayahnya juga digelar kegiatan Pasar Mejelangu yang diangkat dari tradisi "Med-Medan" atau yang berarti tarik tambang.

"Pasar Majelangu yang hari ini kami gelar di sepanjang Jalan Raya Tuban akan menampung ratusan warga kami yang membuka kios yang menjual berbagai barang Usaha Kecil Menengah berskala lokal hingga internasional," ujarnya.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA NYEPI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani