tirto.id - Setelah ledakan yang menewaskan 11 orang dan melukai sekitar 40 orang pada Senin (3/4/2017) waktu setempat, saat ini sebagian aktivitas di stasiun kereta bawah tanah St. Petersburg telah dipulihkan kembali.
Diwartakan bahwa dua stasiun masih ditutup, yaitu Stasiun Sennaya Ploschad dan Technologichesky Institute.
Sementara itu, pernyataan resmi Komite Penyelidik Rusia (IC) yang dikutip Antara, Selasa (4/4/2017), menyatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus pidana mengenai ledakan di Metro St. Petersburg tersebut.
Sebagaimana diketahui, ledakan akibat bahan peledak terjadi sekitar pukul 14.40 waktu setempat di satu gerbong kereta di jalur antara Stasiun Metro Technological Institute dan Sennaya Ploshchad (Bundaran) di St. Petersburg.
"Meskipun kenyataannya bahwa kasus pidana telah diluncurkan berdasarkan Pasal 205 Hukum Pidana Rusia [peraturan mengenai teroris], para penyelidik akan menyelidiki potensi kasus kecelakaan lain," kata Wani Juru Bicara IC Svetlana Petrenko.
Menurut pernyataan tersebut, satu kelompok penyelidik yang berpengalaman dan ahli pidana dari kantor pusat Komite Penyelidik dikirim ke St. Petersburg.
Kantor Jaksa di St. Petersburg juga telah memulai penyelidikan ledakan itu. Jaksa Penuntut Kota tersebut, Sergei Litvinenko, sudah tiba di lokasi untuk mengkoordinasikan tindakan lembaga pelaksana hukum, kata satu pernyataan dari Kantor Jaksa Penuntut Umum Rusia.
"Kami akan melakukan apa saja yang bisa kami kerjakan untuk menjelaskan semua hal yang memberi sumbangan buat komisi mengenai peraturan tentang teroris, sehingga ini tidak terjadi lagi pada masa depan," kata kantor berita TASS, yang mengutip Wakil Kantor Jaksa Penuntut Umum Alexander Kurennoy.
Pada pagi hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan lembaga pelaksana hukum Rusia sedang bekerja untuk menentukan kondisi seputar ledakan itu, dan semua kasus yang mungkin dipertimbangkan, termasuk terorisme.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari