tirto.id - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menyeret nama Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan CEO MNC Group Hary Tanoe dalam kasus pembunuhan terhadap Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
Terkait dengan itu, SBY menuduh Antasari sengaja merusak namanya, sebab hal tersebut dilontarkan sehari menjelang pencoblosan Pilkada DKI Jakarta, agar pasangan yang diusung Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni kalah dalam pertarungan.
Tuduhan tersebut dilancarkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat melalui akun Twitternya @SBYudhoyono.
"Satu hari sebelum pemungutan suara Pilkada Jakarta (saya duga direncanakan) Antasari lancarkan fitnah & tuduhan keji terhadap saya,” tulis SBY di akun twitternya.
“Tujuan penghancuran nama SBY oleh Antasari & para aktor di belakangnya agar Agus-Sylvi kalah dlm pilkada besok, 15 Feb 2017," lanjut SBY.
Tak hanya itu, SBY juga menduga bahwa grasi yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepadaAntasari sangat erat kaitannya dengan politik dan ada misi untuk menghancurkan nama baiknya.
“Yg saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kpd Antasari punya motif politik & ada misi utk serang & diskreditkan saya,” tulis SBY.
"Apa belum puas terus memfitnah dan menghancurkan nama baik saya sejak November 2016, agar elektabilitas Agus hancur & kalah,” kata SBY.
“Luar biasa negara ini. Tak masuk di akal saya. Naudzubillah. Betapa kekuasaan bisa berbuat apa saja. Jangan berdusta. Kami semua tahu," lanjut SBY lagi.
Sebelumnya Mantan Ketua KPK Antasari Azhar menyebut Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono adalah orang yang merekayasa kasusnya.
"Inisiator kriminalisasi terhadap saya itu SBY," kata Antasari di Kantor Bareskrim, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta.
Ia menceritakan kronologi kasus yang menjeratnya.
Menurut Antasari pada suatu malam di bulan Maret 2009, CEO MNC Group Hary Tanoe mendatangi rumahnya. Kedatangan Hary diperintahkan seseorang di Cikeas, yang meminta Antasari agar tidak menahan Aulia Pohan yang ketika itu terseret kasus korupsi
Aulia Pohan merupakan besan dari SBY.
"Hary diutus oleh Cikeas, beliau minta agar saya tidak menahan Aulia Pohan," ucap Antasari.
Mendengar permintaan itu, Antasari menolak. Ia berdalih jika Aulia Pohan tidak ditahan maka akan melanggar standar prosedur operasi KPK.
Namun, Hary memperingatkannya. "Hary bilang kalau saya (Hary) enggak bisa penuhi target, bagaimana saya laporan? Saya bisa ditendang dari Cikeas. Nanti keselamatan Bapak bagaimana? Bapak hati-hati," kata Antasari menirukan perkataan Hary Tanoe.
Dalam percakapannya dengan Hary, Antasari menegaskan bahwa pihaknya tidak kompromi terhadap kasus-kasus yang ditangani olehnya. "Saya sudah milih profesi penegak hukum. Risiko apapun saya terima," ujarnya, menegaskan.
Di hadapan awak media hari ini, Antasari pun meminta SBY untuk berkata jujur perihal dugaan kriminalisasi terhadap dirinya.
"Kepada SBY, jujurlah. Beliau tahu perkara saya. Beliau perintahkan siapa untuk kriminalisasi Antasari?" katanya.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto