Menuju konten utama

Satgas Minta Tujuh Daerah Berzona Merah Perbaiki Penanganan Pandemi

Satgas mau tujuh daerah yang masih berzona merah memperbaiki penanganan pandemi. Dikhawatirkan COVID-19 makin parah jelang Lebaran.

Satgas Minta Tujuh Daerah Berzona Merah Perbaiki Penanganan Pandemi
Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah Prof Wiku Adisasmito di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/1/2021). (FOTO/Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Negara)

tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, meminta daerah yang hingga kini masih berzona merah untuk segera memperbaiki penanganan pandemi. Ada tujuh daerah yang masih merah, yaitu Sleman (DIY), Salatiga (Jawa Tengah), Palembang (Sumatera Selatan), Pekanbaru (Riau), Solok, Bukittinggi (Sumatera Barat), dan Deli Serdang (Sumatera Utara).

Mengutip Antara, Sabtu (22/5/2021), Wiku mengatakan karena sudah berada di zona merah sebelum libur Lebaran, "bukan tidak mungkin kabupaten/kota ini akan kewalahan menghadapi kemungkinan kenaikan kasus yang berpotensi dalam 2 atau 3 pekan ke depan."

Ia mengatakan potensi lonjakan kasus mengintai karena pada momen Lebaran lalu mobilitas masyarakat tinggi. Belum lagi persoalan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, kendati hingga saat ini data perkembangan penanganan COVID-19 belum menunjukkan dampak yang dikhawatirkan.

"Dari minggu ke minggu, angka zona risiko sedang cenderung mengalami kenaikan," ujarnya.

Sementara itu, daerah yang termasuk zona oranye, kuning, dan hijau juga diingatkan agar terus meningkatkan penanganan COVID-19 dan utamanya dalam beberapa pekan ke depan sebagai antisipasi dampak libur Idulfitri.

"Kesiapsiagaan menghadapi apa pun yang terjadi ke depannya merupakan kunci dalam merespons perubahan secara cepat, sehingga kondisi apa pun dapat dikendalikan," kata dia.

Ia mendorong daerah memperketat pengawasan terhadap kepatuhan protokol kesehatan serta memaksimalkan skrining dan testing, terutama pada warga yang baru pulang. Masyarakat yang bepergian wajib dipantau dan diharuskan menjalani karantina mandiri 5x24 jam untuk mencegah potensi penularan yang lebih luas.

Selain itu dia juga "mengapresiasi pemerintah daerah" yang mampu menurunkan zona risiko.

Status zona risiko sebetulnya problematis. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pernah mengatakan bagaimana banyak daerah menurunkan angka testing hanya agar mengejar status zona hijau.

Maka alih-alih mengejar status zona hijau, Budi menekankan tak masalah jika kasus tinggi akibat testing yang juga banyak. "Lebih baik kita lihat angkanya seperti apa, dan kita bisa lakukan perbaikan yang baik daripada nanti lengah, tidak terkontrol sehingga banyak rakyat kita yang wafat."

Baca juga artikel terkait ZONA MERAH COVID-19

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Rio Apinino