tirto.id - Sandiaga Salahuddin Uno resmi mundur dari jabatan Wagub DKI Jakarta lewat surat yang ia berikan kepada Anies Baswedan di ruangan kerja Gubernur DKI Jakarta itu, Jumat (10/8/2018) pagi.
"Dengan ini saya Sandiaga Salahuddin Uno, lahir di Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969, alamat di Kebayoran Baru, jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta, menyampaikan surat pernyataan berhenti dari jabatan saya sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, masa jabatan 2017-2022. Surat ini saya tanda tangani. Jakarta, 9 Agustus 2018," kata Sandiaga pukul 10.06 WIB, di depan awak media.
Mundurnya Sandiaga berkaitan dengan keputusannya maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) Republik Indonesia periode 2019-2024, berpasangan dengan Prabowo Subianto. Pengunduran diri ini juga sesuai dengan Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya pasal 78.
"Ada juga surat pengantar kepada Gubernur [DKI], saya mohon kebijakan Bapak Gubernur [Anies Baswedan] untuk menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku," kata Sandiaga menambahkan.
Anies menerima surat yang diberikan oleh Sandiaga, sembari tersenyum. "Dengan ini saya menerima surat pengunduran Pak Sandi, dan saya akan menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku," katanya.
Prabowo Subianto resmi memilih Sandiaga Salahuddin Uno sebagai cawapresnya di Pilpres 2019 mendatang. Pengumuman disampaikan Prabowo di kediamannya, Kertanegara, pada Kamis (9/8/2018) dengan ditemani Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden PKS Sohibul Iman.
Mantan Danjen Kopassus itu mengatakan Sandiaga Uno terpilih lewat proses yang tidak mudah dan melelahkan. Prabowo mengaku hingga detik-detik terakhir deklarasi ia tetap berupaya untuk terus merangkul semua pihak, termasuk Demokrat yang ternyata tak jadi gabung ke koalisi.
"Memang membangun koalisi tidak mudah karena banyak yang harus kami satukan," kata dia sekitar pukul pukul 23.29 WIB malam kemarin.
Sandiaga Uno sendiri menerima pinangan tersebut. Dalam pidatonya ia memohon doa restu "untuk bisa menghadirkan pemerintahan yang kuat dan fokus untuk kemandirian bangsa."
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Yuliana Ratnasari