tirto.id - Prabowo Subianto resmi memilih Sandiaga Salahuddin Uno sebagai cawapres pendampingnya untuk maju Pilpres 2018. Padahal, nama Sandiaga tidak muncul dalam rekomendasi Ijtima Ulama.
Sebelumnya, pada 27 Juli 2018, kumpulan pemuka agama yang terhimpun dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama berkumpul dan menetapkan keputusan kalau capres ideal adalah Prabowo Subianto.
Sementara politikus PKS Salim Segaf al-Jufri dan Abdul Somad merupakan dua nama yang keluar sebagai cawapres Prabowo di Pilpres 2019. Keputusan ini yang mereka sebut sebagai Ijtima Ulama.
Menanggapi keputusan soal cawapres Prabowo, Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Martak menyatakan pihaknya belum mengambil sikap. Sampa hari ini, belum diputuskan apakah GNPF Ulama akan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atau tidak dalam Pilpres 2019.
"Kami belum memutuskan," ujar Yusuf Martak pada Jumat (10/8/2018) dini hari.
Yusuf mengatakan sikap GNPF Ulama sampai saat ini tetap pada posisi mengawal hasil forum Ijtima Ulama yang menghendaki Prabowo Subianto dengan tulus dan ikhlas bersedia didampingi cawapres dari kalangan ulama.
Dia menekankan bahwa ketika dua ulama yang direkomendasikan forum Ijtima Ulama sebagai cawapres tidak menjadi pendamping Prabowo, GNPF Ulama telah merekomendasikan dua nama alternatif.
"Bahwa saat Ustaz Abdul Somad menolak dan Habib Salim Segaf Al Jufri ditolak, GNPF Ulama telah menawarkan alternatif cawapres ulama yang telah direstui Imam Besar Habib Rizieq Shihab dan para tokoh sentral Ijtima Ulama, yaitu Ustaz Arifin Ilham dan AA Gym," jelas dia.
Namun, keputusan Prabowo adalah menggandeng Sandiaga Uno yang bukan berasal dari kalangan ulama.
Atas keputusan Prabowo menggandeng Sandiaga, dia menyerukan kepada segenap ulama dan umat Islam agar tetap tenang dan sabar serta tetap istiqomah bersatu bersama ulama di bawah satu komando Rizieq Shihab.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari