tirto.id - Rusia dilarang berpartisipasi di ajang Olimpiade 2016 di Rio de Jeneiro, Brasil oleh sejumlah badan antidoping termasuk dari Amerika Serikat dan Kanada. Dukungan atas hukuman total bagi Rusia akan semakin meluas jika hasil investigasi yang diumumkan pekan depan membuktikan bahwa negara tersebut terlibat dalam skandal doping yang dilakukan atletnya pada Olimpiade Musim Dingin Sochi tahun 2014.
Larangan tersebut juga terkait dengan kasus doping yang meluas sejak awal tahun 2016 lalu. Kasus tersebut bahkan menyeret beberapa atlet yang memiliki nama besar. Salah satunya adalah atlet tenis cantik yang berkali-kali menduduki rangking 1 dunia, Maria Sharapova.
Lebih tegas lagi, ketua badan antidoping AS (USADA) Travis Tygart menyerukan larangan bagi semua atlet Rusia, bukan hanya atletik. Dalam isi konsep suratnya atas nama USADA kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC), Travis menyimpulkan jika seruan itu akan mudah terwujud setelah laporan investigasi keluar.
"Kami menulis atas nama komunitas atlet bersih dan organisasi-organisasi antidoping dengan keyakinan bahwa IOC dapat menegakkan prinsip-prinsip Olimpiade," katanya, Sabtu (16/7/2016) waktu setempat.
"Dengan demikian, konsistensi terhadap prinsip Olimpiade, kami minta dewan IOC melarang Komite Olimpiade dan Paralympic Rusia ikut Olimpiade Rio 2016," imbuhnya.
Surat tersebut juga ditandatangani oleh ketua Pusat Etika Olahraga Kanada (CCES) Paul Melia. Melia mengatakan, konsep surat yang juga didukung oleh badan-badan antidoping Jerman, Selandia Baru, Jepang dan negara lainnya.
Investigasi skandal Sochi 2014 tersebut dipimpin oleh pengacara Kanada Richard McLaren.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan