Menuju konten utama

Rizal Ramli Tekankan Skenario Onshore Blok Masela Lebih Meng

Meskipun belum ada keputusan dari Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meyakini pemerintah akan mengembangkan Lapangan Abadi Blok Masela di Maluku dengan skenario pembangunan kilang gas alam cair (liquefied naturan gas/LNG) di darat atau onshore. Menurut perhitungan Rizal skenario onshore lebih murah dan menguntungkan dibanding off shore.

Rizal Ramli Tekankan Skenario Onshore Blok Masela Lebih Meng
Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Meskipun belum ada keputusan dari Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meyakini pemerintah akan mengembangkan Lapangan Abadi Blok Masela di Maluku dengan skenario pembangunan kilang gas alam cair (liquefied naturan gas/LNG) di darat atau onshore. Menurut perhitungan Rizal skenario onshore lebih murah dan menguntungkan dibanding off shore.

Berdasarkan kajian pihaknya, biaya pembangunan kilang darat sekitar 16 miliar dolar AS. Sedangkan biaya pembangunan kilang apung di laut (offshore) mencapai 22 miliar dolar AS.

Hitungan tersebut, kata Rizal, sangat berbeda dengan perkiraan biaya dari Inpex dan Shell. Kata Rizal, Inpex menghitung pembangunan kilang di laut sebesar 14,8 miliar dolar AS dan pembangunan kilang di darat mencapai 19,3 miliar dolar AS.

"Inpex dan Shell telah membesar-besarkan biaya pembangunan kilang di darat. Sebaliknya, mereka justru mengecilkan biaya pembangunan di laut. Untuk memastikan kebenarannya, kita tantang mereka," ujar Rizal di Jakarta, Selasa, (22/2/2016).

Tantangan tersebut, lanjut Rizal, akan jadi bumerang buat Inpex bila ternyata biaya pembangunan di laut membengkak melebihi 14,8 miliar dolar AS. Pemerintah akan meminta pertanggungjawaban Inpex dan Shell untuk membiayai kelebihannya dan tidak diperkenankan lagi dibebankan pada cost recovery.

"Faktanya Inpex tidak berani. Ini menunjukkan mereka sendiri tidak yakin dengan perkiraan biaya yang mereka buat," imbuhnya.

On Shore Menguntungkan

Menurut Rizal, pemerintah telah belajar dari pengalaman pembangunan kilang lepas pantai di Prelude, Australia, yang mengalami keterlambatan dan pembengkakan biaya relatif cukup besar karena menghabiskan biaya 12,6 miliar dengan kapasitasnya hanya 3,6 juta ton/tahun, atau 48 persen dari kapasitas di Blok Masela sebesar 7,5 juta ton/tahun.

Hitungan Rizal, seandainya pembangunan kilang dilaksanakan di laut, Indonesia akan menerima pemasukan 2,52 miliar dolar AS/tahun dari penjualan LNG dengan asumsi harga minyak 60 dolar AS per barel.

Sebaliknya, dengan membangun kilang di darat, gas LNG itu sebagian bisa dimanfaatkan untuk industri pupuk dan petrokimia.

"Dengan cara ini, negara bisa memperoleh pendapatan mencapai 6,5 miliar dolar AS per tahun," katanya.

Baca juga artikel terkait BLOK MASELA atau tulisan lainnya

Reporter: Agung DH