Menuju konten utama

Rektor Sepakat Pakai SBMPTN Gantikan Seleksi Mandiri

Permenristekdikti 126/2016 tentang penerimaan mahasiswa baru program sarjana menjelaskan, idealnya ujian masuk mandiri diambil dari hasil SBMPTN.

Rektor Sepakat Pakai SBMPTN Gantikan Seleksi Mandiri
Sejumlah peserta mengerjakan soal ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 di Universitas Negeri Jakarta, Selasa (16/5). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Sebagian besar rektor perguruan tinggi negeri (PTN) telah bersepakat menggunakan hasil SBMPTN untuk seleksi mandiri. Hal ini dipaparkan Ketua Panitia Pusat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Neger (SBMPTN) Ravik Karsidi.

"Hasil kesepakatan dengan para rektor, hampir semuanya sepakat menggunakan hasil SBMPTN ini untuk seleksi mandiri," ujar Ravik di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (17/5/2017).

Untuk diketahui, berdasarkan Permenristekdikti 126/2016 tentang penerimaan mahasiswa baru program sarjana, dijelaskan bahwa idealnya ujian masuk mandiri diambil dari hasil SBMPTN.

Namun, Ravik menambahkan, untuk berapa persentasenya diserahkan kepada perguruan tinggi bersangkutan. Dia memberi contoh, Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo tempatnya menjabat sebagai rektor, menggunakan 100 persen hasil SBMPTN untuk seleksi mandiri.

"Untuk perguruan tinggi lainnya, diserahkan ke rektornya masing-masing," kata Ravik.

Kebijakan soal persentase mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN dan seleksi mandiri perguruan tinggi yang dipilih Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo berbeda dengan Universitas Negeri Yogyakarta.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Sutrisna Wibawa, mengatakan tahun ini pihaknya menerima sekitar 6.000 mahasiswa baru, 40 persen di antaranya diambil dari jalur SBMPTN.

"Sebanyak 30 persen dari seleksi nilai rapor atau SNMPTN, 40 persen dari SBMPTN dan 30 persen dari ujian mandiri," kata Sutrisna.

Untuk ujian mandiri, lanjut Sutrisna, baru diselenggarakan jika nilai SBMPTN yang ada belum memenuhi standar yang ditetapkan.

"Jadi tes mandiri baru dilaksanakan, kalau nilai SBMPTN tidak ada," papar Sutrisna sebagaimana dikutip dari Antara.

Sementara itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pihaknya menyerahkan kebijakan tersebut pada masing-masing perguruan tinggi.

"Perguruan tinggi bisa menggunakan nilai SBMPTN, tapi tidak harus. Ada beberapa yang menggunakan namun ada juga yang tidak," kata Nasir.

Intinya, kata mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro itu, bagaimana seleksi masuk PTN bisa terjaring dengan baik.

Baca juga artikel terkait SBMPTN 2017 atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari