Menuju konten utama

Rekam Jejak Indra J Piliang Sebelum Terjerat Kasus Narkoba

Sebelum terjun ke dunia politik, Indra J Piliang dikenal sebagai peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Rekam Jejak Indra J Piliang Sebelum Terjerat Kasus Narkoba
Indra Jaya Piliang. Foto/www.antaranews.com

tirto.id - Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menangkap tiga orang yang diduga menggunakan narkoba jenis sabu, di tempat karaoke kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (13/9/2017) malam. Salah satunya adalah politisi Partai Golkar, Indra Jaya Piliang.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menyatakan, Indra Piliang ditangkap bersama dengan dua temannya, yaitu RF (Romi Fernando) dan MIJ (M. Ismail Jamani). Saat ini, ketiganya berada di Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dalam pemeriksaan pihak kepolisian, Indra J Piliang diketahui sudah mengkonsumsi barang haram tersebut sejak setahun belakangan.

“Dari pemeriksaan, yang bersangkutan ini sudah menggunakan narkoba jenis sabu selama setahun, kemudian semalam yang bersangkutan membeli pada seseorang, artinya bahwa itu ada orang yang sediakan dan barangnya juga,” kata Argo, Kamis (14/9/2017).

Terkait penangkapan Indra J Piliang ini, Wasekjen DPP Golkar, TB Ace Hasan Syadzily menyatakan, partai berlambang pohon beringin ini akan memberi sanksi tegas kepada anggota Dewan Kehormatan Golkar Indra J Piliang, apabila terbukti mengkonsumsi narkoba.

“Partai Golkar memiliki komitmen yang kuat dalam hal pemberantasan narkoba,” kata Ace kepada Tirto, Kamis (14/9/2017).

Baca juga: Golkar akan Beri Sanksi Indra JP Jika Terbukti Pakai Narkoba

Rekam Jejak Indra J Piliang

Indra Jaya Piliang lahir di Pariaman, Sumatera Barat, pada 19 April 1972. Sebelum terjun ke dunia politik, Indra tercatat sebagai peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Salah satu fokus kajiannya adalah masalah otonomi daerah. Misalnya, pada 20 Desember 2002, ia pernah menulis artikel “Sketsa Singkat Desentralisasi: Dulu, Kini, dan Esok”.

Indra mengawali kariernya dari aktivis kampus, mulai dari ketua klub studi sejarah hingga menjadi wartawan kampus. Begitu lulus dari UI pada 1997, Indra bekerja sebagai editor Tabloid Jurnal Reformasi dan Moment.

Setelah bergelut dengan dunia pers, Indra bergabung dengan Partai Amanat Nasional, yaitu pada 1998 hingga 21 Januari 2001. Kemudian, Indra bergabung dengan Golkar pada 2008. Langkah tersebut sempat menjadi sorotan lantaran pilihan Indra masuk ke partai yang dicap bagian dari peninggalan Orde Baru.

Di partai berlambang pohon beringin ini, Indra pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Kajian Kebijakan DPP Partai Golkar, serta Ketua Dewan Pelaksana Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar.

Namun demikian, Indra berseberangan dengan partai Golkar dalam Pilpres 2014. Saat itu, ia memilih bergabung dan mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, daripada mengikuti partainya yang mengusung Prabowo-Hatta.

Di Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla, Indra pernah menjabat sebagai Tim Ahli Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi. Tugas tim ini adalah memberikan masukan, saran dan pertimbangan kepada MenPAN dan RB untuk hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan rencana strategis (renstra) Kemenpan RB dan kebijakan-kebijakan lainnya.

Saat Pilgub DKI Jakarta 2017, Indra Piliang kembali berseberangan dengan Golkar. Pria kelahiran Pariaman ini memilih mendukung pasangan Anies Baswedan-Sansiaga Uno, meskipun partai berlambang pohon beringin mengusung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Salah satu bentuk dukungannya, Indra menjadi relawan. Politisi Golkar ini kerap memuji penampilan Anies-Sandi saat debat Pilkada DKI. Misalnya, ia menyebut berbagai gagasan yang disampaikan kandidat yang diusung Gerindra-PKS paling logis dibandingkan kedua lawannya.

“Karena secara filosofis, paradigma, dan logika, Anies sudah menyampaikannya dengan sangat baik,” kata Indra, 21 Januari 2017.

Baca juga artikel terkait INDRA J PILIANG atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Politik
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti