Menuju konten utama

REI Berharap Pemerintah Berikan Kepastian Investasi

REI berharap pemerintah memberikan kepastian investasi dalam industri properti, menyusul sektor ini diperkirakan membaik pada 2017.

REI Berharap Pemerintah Berikan Kepastian Investasi
Ilustrasi. BTN menggelar pameran properti di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jum'at, (19/8). TIRTO/Andrey Gromico.

tirto.id - Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Pengembangan Usaha Real Estat Indonesia (REI), Theresia V. Rustandi mengatakan, pihaknya mengharapkan pemerintah memberikan kepastian investasi dalam industri properti, menyusul sektor ini diperkirakan membaik pada 2017.

Menurut dia, kepastian investasi sangat dibutuhkan oleh para pengembang dalam menjalankan roda bisnisnya. “Jangan sampai sudah ada izin lalu ditarik lagi, nanti tidak ada yang percaya," ujarnya seperti dikutip Antara.

Theresia mencontohkan, proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Dengan kondisi sekarang ini, dia meminta pemerintah untuk menyelesaikan segara permasalahan perizinannya.

“Kami dari Intiland melihat lebih baik dirapikan dulu semuanya. Kalau sudah oke, baru dijalankan lagi karena kepastian itu sangat penting," kata Theresia yang juga menjabat Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk ini.

Menurut dia, pertumbuhan industri properti di tahun 2016 masih tercatat stagnan. Kendati demikian, sejumlah investor baik domestik maupun asing masih banyak yang menempatkan dananya ke Indonesia. Kondisi tersebut menandakan sektor properti sangat prospektif.

Dari sisi demografis kelas menengah sangat bagus ditambah lagi dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Sektor properti diperkirakan akan semakin tumbuh seiring kepastian investasi yang ditopang dengan penerapan sejumlah aturan seperti suku bunga kredit yang rendah, kepemilikan properti oleh orang asing, Dana Investasi Real Estate, serta Tax Amnesty.

"Kami memproyeksikan sektor properti tumbuh di kisaran 10-12 persen di tahun depan. Itu masih angka yang konservatif," ujar Theresia.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, sepanjang semester I 2016 realisasi investasi di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran mencapai Rp3,56 triliun untuk penanaman modal domestik dan 944,4 juta dolar AS untuk investasi asing.

Seluruh investasi tersebut tersebar pada 713 proyek. Nilai tersebut di luar sektor konstruksi dengan nilai masing-masing Rp8,5 triliun untuk investasi domestik dan 56,7 juta dolar AS untuk investasi asing.

Kepastian investasi menjadi salah satu perhatian para calon investor yang akan menempatkan dana di Indonesia. Apalagi, Indonesia secara berkala melakukan kerjasama investasi baik dalam pola antar pemerintah (government to government) maupun antar bisnis (business to business).

Yang terbaru adalah kunjungan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte ke Indonesia yang membawa 200 pengusaha. Dalam konferensi pers di Istana Negara, Rabu (23/11), Presiden Joko Widodo dan Rutte sepakat bahwa kedua kedua negara akan memperkuat kerja sama antara lain di sektor perdagangan, investasi, pengelolaan air, dan infrastruktur.

Usai bertemu dengan Presiden, malam harinya, Rutte kemudian melakukan pertemuan dengan para pengusaha Indonesia di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri. Dalam pertemuan itu juga disepakati berbagai kerja sama "business to business" antara pengusaha Indonesia dan Belanda.

Ketua Bidang Investasi, Perbankan dan Pengembangan Usaha Wilayah Timur Kadin, Reza V. Maspaitella menyatakan Belanda memiliki kepercayaan yang besar terhadap Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi ini.

Kepercayaan itu muncul setelah Presiden Jokowi memunculkan sejumlah paket kebijakan serta memberantas praktek pungutan liar di kementerian dan lembaga negara.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI PROPERTI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz