tirto.id - Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi.
"Kami turut berduka cita atas berita kematian mendadak mantan presiden Muhammed Morsi. Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan rakyat Mesir. Kami milik Tuhan dan kepadanya kami akan kembali," kata Sheikh Tamim dalam posting Twitternya.
Sementara Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin (17/6/2019) menyalahkan "tiran" Mesir atas kematian Mursi.
"Sejarah tidak akan pernah melupakan para tiran yang menyebabkan kematiannya dengan memenjarakannya dan mengancamnya dengan eksekusi," kata Erdogan, sekutu dekat Mursi, dalam pidato yang disiarkan televisi di Istanbul, dikutip dari Aljazeera.
Pemimpin Turki menyebut mantan presiden Mesir itu sebagai "martir".
"Semoga Allah mengistirahatkan saudara laki-laki Morsi kita, jiwa martir kita dalam damai," kata Erdogan, yang telah menjalin hubungan dekat dengan mantan presiden tersebut.
Dikutip dari Aljazeera, Mohammed Mursi meninggal dalam usia 67 tahun setelah pingsan di pengadilan Kairo saat diadili atas tuduhan spionase.
Sebagai seorang tokoh penting dalam Ikhwanul Muslimin dan presiden pertama yang terpilih secara demokratis dalam sejarah modern Mesir, Mursi telah dipenjara sejak ia dijatuhkan oleh militer pada tahun 2013 setelah protes massa terhadap pemerintahannya.
Ia tengah menjalani persidangan atas tuduhan espionase. Ia pingsan lalu meninggal di tempat.
“Setelah [hakim memutuskan] kasus ini ditunda, dia pingsan lalu meninggal. Jasadnya kemudian dibawa ke rumah sakit,” kata salah seorang sumber sebagaimana dilansir The Guardian.
Mohammed Sudan, anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin di London, menggambarkan kematian Mursi sebagai "pembunuhan berencana".
Ia mengatakan mantan presiden Mesir dilarang menerima obat-obatan atau kunjungan dan ada sedikit informasi tentang kondisi kesehatannya.
"Dia telah ditempatkan di belakang ruangan kaca [selama persidangan]. Tidak ada yang bisa mendengarnya atau tahu apa yang terjadi padanya," kata Sudan.
"Dia belum menerima kunjungan selama berbulan-bulan atau hampir setahun. Dia mengeluh tidak mendapatkan obatnya. Ini adalah pembunuhan terencana."
Partai politik Kebebasan dan Keadilan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihak berwenang Mesir bertanggung jawab atas "kematian yang disengaja" Mursi.
Editor: Agung DH