Indeks Konsumsi Rumah Tangga

Sri Mulyani menyatakan ada empat faktor yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2018 mencapai 5,2 persen.

Peningkatan konsumsi rumah tangga ditunjang oleh beberapa komponen, meliputi konsumsi pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan.

“Saya melihat konsumsi stabil di 4,95 persen dan berharap jadi lebih positif pada triwulan II 2018," ujar Sri Mulyani.

Di tengah konsumsi rumah tangga yang diperkirakan stagnan, peningkatan inflasi dan kualitas ekspor rendah, pemerintah kemungkinan besar sulit memenuhi target pertumbuhan pada 2018.

Konsumsi rumah tangga melemah di kuartal ketiga tahun ini menjadi 4,93% dan terendah sejak kuartal ketiga 2011.

Ekonom Hendri Saparini mengingatkan melambatnya konsumsi rumah tangga harus diwaspadai oleh pemerintah.

Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2017 akan tumbuh 5,1 persen naik dibanding tahun 2016 yang sebesar 5,0 persen.

Wakil Ketua DPR RI, Taufik Kurniawan berpendapat akan ada perbaikan ekonomi nasional di tahun ini. Dia memperkirakan Indonesia akan mampu mencapai pertumbuhan 5,1 hingga 5,2 persen di tahun 2017 atau lebih baik ketimbang periode sebelumnya yang hanya 5 persen. Alasan Taufik, hingga kini perekonomian nasional masih stabil meskipun ada gejolak di level global.

Kinerja moncer perekonomian Indonesia selama 2016 kemarin mendorong optimisme Goldman Sach Regional Asia Pasifik terhadap proyeksi di tahun ini. Sejumlah faktor penghambat pertumbuhan memang masih ada, tapi Indonesia diperkirakan bisa mengatasinya dan mampu mencapai pertumbuhan 5,3 persen di 2017.

Wakil Ketua DPD meminta supaya BPD lebih berani menyalurkan kredit kepada usaha rakyat dibandingkan kredit yang bersifat konsumtif.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2016 mendapatkan kontribusi dari konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) karena adanya kegiatan berskala nasional seperti Mukernas, Rakernas serta Kongres berbagai partai politik maupun organisasi masyarakat