tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan Indonesia belum mengalami resesi. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan perhitungan resesi harus menggunakan basis angka pertumbuhan ekonomi year on year (yoy) alih-alih quarter to quarter (qtoq).
“Secara yoy belum. Yang disebutkan (pertanyaan) qtoq tapi melihat resesi yoy 2 kuartal berturut-turut,” ucap SrI Mulyani dalam konferensi pers virtual KSSK, Rabu (5/8/2020).
“Tidak gunakan qtoq,” tambahnya.
Secara quarter to quarter (qtoq) pertumbuhan ekonomi Indonesia Q2 2020 terkontraksi atau minus 4,19 persen. Sementara itu pada Q1 2020 secara qtoq Indonesia sudah tumbuh minus 2,41 persen.
Namun secara yoy, pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1 2020 masih positif di angka 2,97 persen. Pertumbuhan minus baru dialami pertama kali di kuartal II 2020 yang mencapai 5,32 persen dalam beberapa tahun terakhir.
Sri Mulyani mengatakan saat ini pemerintah tengah berjibaku menghindari resesi teknikal seperti yang dialami negara-negara lain. Dalam hal ini terjadinya kontraksi pertumbuhan di kuartal berikutnya usai pertama kali mendapat angka minus.
Ia bilang selain pemerintah pusat, langkah serupa juga dijalankan oleh Bank Indonesia dan lembaga lain seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Q3 dan Q4 2020. Ia bahkan menargetkan Q3 2020 Indonesia masih tetap tumbuh positif 0,5 persen dan bertahan positif hingga 3 persen di Q4. Dengan demikian secara full year masih positif di atas nol persen.
“Kalau Q3 bisa dihindarkan, kita tidak teknikal resesi,” ucap Sri Mulyani.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz