Operasi Tinombala untuk menangkap sisa-sisa anggota Mujahidin Indonesia Timur akan diperpanjang hingga Maret 2017. Penanggung Jawab Komando Operasi (PJKO) Tinombala sekaligus Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menyatakan bahwa keberadaan Satgas Tinombala masih dibutuhkan di Poso.
Satuan tugas (Satgas) operasi Tinombala berhasil menangkap satu orang perempuan anggota kelompok sipil bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah. Perempuan tersebut adalah Tini Susanti alias Umi Fadel istri dari Ali Kalora yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) semenjak TNI-Polri melumpuhkan Santoso bulan Juli lalu.
Satu anggota kelompok Santoso yang diduga bernama Sobron dikabarkan tewas ditembak oleh Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala di di Poso, Sulawesi Tengah.
Jenazah anggota kelompok Santoso yang ditemukan di Kecamatan Poso Pesisir Selatan, dipastikan bernama Andika Eka Putra. Selain itu, tim Operasi Tinombala berhasil menangkap Basri alias Bagong dan istrinya.
Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala menembak mati seorang terduga teroris yang tergabung dalam kelompok jaringan Santoso di Poso. Terduga teroris tersebut merupakan warga negara asing asal Cina bernama Ibrahim. Ia diduga berasal dari etnis Uighur.
Menyusul ditangkapnya istri Santoso, Satgas Tinombala masih mengejar 18 buronan anggota Kelompok Santoso. Pihak kepolisian menyatakan, para buron yang menyerahkan diri akan diperlakukan berbeda dengan mereka yang ditangkap.
Polisi masih belum melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap Jumiatin alias Umi Delima, istri kedua pimpinan kelompok sipil bersenjata Santoso. Hingga saat ini polisi masih menimbang pemeriksaan terhadap Delima akan dilakukan di Polda Sulawesi Tengah atau Jakarta.
Istri kedua Santoso, Jumiatun alias Delima masih menjalani pemeriksaan dari pihak berwajib setelah sebelumnya ditangkap di hutan Poso. Jumiatun diketahui mendampingi Santoso selama menjadi buruan polisi dan TNI.
Santoso, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) memang telah meninggal dalam baku tembak dengan aparat saat Operasi Tinombala. Namun, menurut dosen Universitas Brawijaya, Fajar Shodiq Ramadlan ancaman terorisme harus tetap diwaspadai.
Tim DVI Polri telah mengambil sampel DNA anak Santoso sebagai pembanding dalam proses identifikasi jenazah pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tersebut.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan tidak khawatir akan terjadi serangan balasan dari kelompok teroris asal Poso, Santoso, pasca kematiannya, karena tidak ada peluang untuk melakukannya.
Sosok Komjen Polisi Suhardi Alius dinilai tepat menjabat sebagai Kepala BNPT menggantikan Jenderal Pol Tito Karnavian. Suhardi dianggap menguasai penanganan terorisme sebab dia banyak bertugas pada bagian reserse, bahkan pernah menjabat sebagai Kabareskrim.
Dari hasil pemeriksaan fisik, Kepala Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala, Kombes Pol Leo Bona Lubis membenarkan jika itu adalah Santoso dan Mukhtar.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, operasi Tinombala tetap akan dilanjutkan meskipun pimpinan teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso diduga telah tewas dalam baku tembak yang terjadi pada Senin kemarin.