Menuju konten utama

Sobron Anggota Kelompok Santoso Tewas Ditembak Tim Tinombala

Satu anggota kelompok Santoso yang diduga bernama Sobron dikabarkan tewas ditembak oleh Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala di di Poso, Sulawesi Tengah.

Sobron Anggota Kelompok Santoso Tewas Ditembak Tim Tinombala
Basri alias Bagong (tengah) salah satu anggota kelompok bersenjata Santoso Mujahidin Indonesia Timur (MIT) ketika digiring mememasuki ruangan pemeriksaan kesehatan di RS. Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (14/9). Basri merupakan wakil pemimpin MIT masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus Terorisme Poso yang ditangkap oleh Satgas Tinombala bersama istrinya di Daerah Tangkura, Poso Pesisir Selatan pada pukul 09.30. ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar/pd/16

tirto.id - Satu anggota kelompok Santoso yang diduga bernama Sobron dikabarkan tewas ditembak oleh Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala di di Poso, Sulawesi Tengah, Senin (19/9/2016), sekitar pukul 09.15 Wita. Satgas Tinombala sebelumnya melakukan kontak senjata dengan sisa-sisa kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT)yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Kantor Berita Antara pada Senin ini melaporkan bahwa korban memiliki ciri rambut panjang sampai bahu, kulit putih, tinggi badan sekitar 164 cm, memakai kaos warna kuning dilapisi baju loreng panjang, celana panjang warna abu-abu, sepatu kets warna putih merek Puma dan kaos kaki warna kuning bergaris.

Dari operasi itu, Satgas Tinombala mengamankan beberapa barang bukti antara lain 2 granat lontong/pipa, 2 parang, 1 tas punggung terbuat dari karung plastik, 1 sleeping bag warna oranye.

Sekitar pukul 11.30 Wita, jenazah dievakuasi ke Dusun Gantinadi kemudian dipindahkan ke kantong mayat, selanjutnya dievakuasi ke mobil ambulan milik Polda Sulteng untuk di bawa ke Polsek Poso Pesisir Selatan.

Pada pukul 12.50 Wita, jenazah tiba di Polsek Poso Pesisir Selatan, dilanjutkan pemeriksaan singkat oleh Tim Inafis Polri di atas mobil ambulan lalu diberangkatkan ke Palu menuju RS Bhayangkara.

Kabid Humas Polda Sulteng membenarkan adanya kontak tembak tersebut namun belum bersedia memberikan penjelasan rinci karena Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi akan memberikan penjelasan resmi, Senin petang ini.

Sebelumnya operasi Tinombala pada Rabu (14/9) juga telah menangkap Basri alias Bagong dan isterinya bernama Nurmi Usman alias Oma serta menembak mati satu DPO lain bernama Andika Eka Putra alias Andika alias Hilal.

Antara pada Kamis (15/9) juga melaporkan Warigin, ayah dari Andika beserta ibunya, telah memastikan bahwa jenazah tersebut benar anaknya. Berdasarkan ciri-ciri fisik yang ada, keduanya meyakini jenazah itu adalah anaknya.

Sementara itu juru bicara Satgas Tinombala AKBP Hari Suprapto, pihaknya telah melakukan pencocokan deoxyribonucleic acid (DNA) dengan pihak keluarga. Dari uji DNA diketahui jenazah tersebut dipastikan Andika.

"Basri juga sudah melihat jenazah tersebut dan membenarkan bahwa itu adalah Andika," tambah Hari.

Andika ditemukan tewas hanyut di sungai Puna, Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan (PPS) oleh Satgas Tinombala pada Rabu (14/9) sekitar pukul 09.00 Wita. Satgas Tinombala memastikan jenazah belum lama hanyut di sungai, karena tidak ditemukan tanda-tanda pembengkakan Selain itu, terdapat luka-luka pada kening jenazah, diduga akibat benturan karena terjauh ke sungai.

Baca juga artikel terkait OPERASI TINOMBALA 2016 atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Hukum
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH