Menuju konten utama

Puan Minta Para Pedemo Baca Dulu UU TNI Sebelum Protes

Puan mengatakan draf RUU TNI yang sempat beredar di publik tidak sama dengan yang sudah disahkan dalam rapat paripurna DPR RI.

Puan Minta Para Pedemo Baca Dulu UU TNI Sebelum Protes
Ketua DPR RI, Puan Maharani bersama Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustofa (kanan), Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir (kiri), dalam konferensi pers di Komplek MPR/DPR RI, Selasa (25/3/2025). tirto.id/Ayu Mumpuni

tirto.id - Ketua DPR RI, Puan Maharani, meminta para pedemo penolak revisi UU TNI untuk membaca draf yang telah diunggah di website DPR RI.

"Jadi tolong baca dahulu secara baik-baik isinya, apakah kemudian isinya itu ada yang sesuai atau tidak, apakah isinya itu kemudian ada yang mencurigakan, apakah isinya itu memang tidak sesuai dengan yang diharapkan," kata Puan di di Komplek MPR/DPR RI, Selasa (25/3/2025).

Dirinya menegaskan bahwa draf RUU TNI yang sempat beredar di publik tidak sama dengan UU TNI yang baru disetujui DPR RI untuk disahkan.

"Jadi kalau kemarin yang beredar itu memang tidak sesuai dengan yang diharapkan, dan apa yang sudah diputuskan itu memang tidak sesuai diharapkan, barulah kemudian melakukan tindakan-tindakan yang kemudian memang harus diprotes," kata Puan.

Puan menjelaskan alasan draf UU TNI baru belum diunggah ke publik karena ada sejumlah peraturan administrasi yang harus dipenuhi. Seperti penomoran surat agar kemudian dapat dijadikan undang-undang sembari menunggu Keputusan Presiden dari Presiden Subianto.

"Ini baru selesai disahkan penomorannya pub baru selesai dinomorin," kata dia.

Selain itu kepada para pedemo untuk menahan diri agar tidak melakukan aksi perusakan dan serangan kepada fasilitas publik dan aparat penegak hukum. Dia mengingatkan jika saling menyerang antara pedemo dan aparat penegak hukum maka akan terjadi aksi saling provokasi yang berujung penyerangan tiada henti.

"Yang satu pihak juga jangan kemudian menyerang, sama-sama menahan diri. Karena ya kalau kemudian satu pihak menahan diri tapi yang satu pihak memprovokasi ya tentu saja yang satunya terprovokasi," kata dia.

Dia meminta kepada seluruh masyarakat selama Ramadhan untuk saling menahan diri, dan tetap menyampaikan aspirasi tanpa harus menggunakan pengrusakan dan serangan.

"Silakan menyampaikan aspirasi, menyampaikan apa yang ingin disampaikan tapi jangan memprovokasi dan jangan melakukan tindakan kekerasan," katanya.

Baca juga artikel terkait REVISI UU TNI atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto