tirto.id - Pilkada Sleman 2020 diikuti tiga pasangan calon. Ketiganya akan berlaga dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Sleman periode 2020-2025. Berikut ini profil masing-masing paslon berupa partai pengusung dan laporan harta kekayaan mereka.
1. Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa diusulkan oleh Partai Politik:
a. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIPerjuangan) dengan perolehan 15 kursi; dan
b. Partai Amanat Nasional (PAN) dengan perolehan 6 kursi.
Harta kekayaan masing-masing paslon bisa dicek melalui link berikut ini:
- Harta Kekayaan Kustini Sri Purnomo
- Harta Kekayaan Danang Maharsa
2. Sri Muslimatun dan Amin Purnama
Pasangan nomor urut dua adalah Sri Muslimatun dan Amin Purnama yang diusulkan oleh Partai Politik :
a. Partai NasDem dengan perolehan 3 kursi;
b. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan perolehan 6 kursi; dan
c. Partai Golongan Karya (Partai Golkar) dengan perolehan 5 kursi.
Harta kekayaan masing-masing paslon bisa dicek melalui link berikut ini:
- Harta Kekayaan Sri Muslimatun
3. Danang Wicaksana Sulistya - Raden Agus Choliq
Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 3 Danang Wicaksana Sulistya dan Raden Agus Choliq diusung oleh parpol:
a. Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) dengan perolehan 6 kursi;
b. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan perolehan 6 kursi; dan
c. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan perolehan 3 kursi
Harta kekayaan masing-masing paslon bisa dicek melalui link berikut ini:
- Harta Kekayaan Danang Wicaksana Sulistya
- Harta Kekayaan Raden Agus Choliq
Pemilih Gunakan Hak Suara Pilkada Sleman 2020 di Pengungsian
Pilkada Sleman 2020 diadakan di tengah kondisi pandemi Covid-19 dan tanggap darurat bencana Gunung Merapi. Para pemilih pun harus menaati protokol kesehatan ketat dan sebagian juga melaksanakan Pilkada 2020 dari pengungsian.
Pengungsi tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi dari Dusun Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, yang menempati barak pengungsian Glagaharjo menggunakan hak suara di tempat pemungutan suara (TPS) khusus di TK ABA Glagaharjo, Rabu (9/12/2020).
"Pada pelaksanaan Pilkada Sleman ini, para pengungsi memberikan hak suaranya di TPS khusus di TK ABA Glagaharjo," kata Panewu Cangkringan Suparmono.
Menurut dia, TPS khusus tersebut sengaja dibangun di sekitar barak pengungsian untuk mengakomodasi hak pilih para pengungsi bencana erupsi Merapi.
"Lokasi TPS khusus ini berada di samping Balai Kalurahan Glagaharjo, tidak jauh dari barak pengungsian. Ini agar para pengungsi lebih mudah dalam memberikan hak suara pada Pilkada," katanya.
Ia mengatakan, para pengungsi yang mayoritas merupakan warga kelompok rentan ini dirasa akan kesulitan jika harus memberikan hak suaranya di TPS Dusun Kalitengah Lor.
"Mereka yang memiliki hak suara mayoritas merupakan pengungsi lansia dan beberapa pengungsi dewasa yang harus mengungsi karena memiliki anak kecil dan balita, serta ibu hamil. Jadi cukup repot kalau harus kembali ke dusun untuk mencoblos," katanya.
Suparmono mengatakan, di barak pengungsian Glagaharjo total terdata dalam daftar pemilih tetap (DPT) ada sebanyak 404 orang.
"Mereka cukup antusias untuk datang memberikan hak suaranya dan datang sesuai waktu yang ditentukan dalam undangan," katanya.
Ia mengatakan, untuk kepatuhan protokol kesehatan COVID-19 dari para pengungsi juga sudah cukup baik sesuai dengan SOP yang ada.
"Mereka datang sudah dengan alat pelindung diri (APD), seperti masker, dan mencuci tangan serta periksa suhu tubuh saat datang di TPS," katanya.
Editor: Agung DH