tirto.id - Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Pramono Anung, meminta uji coba pengoperasian fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, dihentikan sementara waktu.
Hal ini dilakukan setelah warga yang bermukim di sekitar RDF Rorotan, menyampaikan rasa keberatan atas keberadaan pengolahan sampah itu. Mereka menilai fasilitas tersebut mengeluarkan bau tidak sedap.
Menurut Pramono, bau dari RDF Rorotan mencuat dari peralatan yang belum beroperasi maksimal. Perbaikan yang berupa pemasangan back filter serta deodorizer itu disebut akan dilakukan sepekan sebelum pengolahan berlangsung.
"Kontraktornya [RDF Rorotan] tadi menyampaikan, dalam satu minggu ini mereka akan mempersiapkan, dan saya sudah meminta jangan commisioning kalau ini [filter-deodorizer] belum terpasang," ucap Pramono di RDF Rorotan, Kamis (20/3/2025).
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta, Asep Kuswanto, berujar pihaknya belum menentukan berapa lama penghentian operasional RDF Rorotan berlangsung.
Menurut dia, pihak kontraktor yang nantinya akan menentukan jadwal penundaan operasional RDF Rorotan. Kontraktor juga yang akan menghitung total biaya penambahan filter serta deodorizer.
"Dalam waktu satu minggu, mereka akan melakukan penghitungan dulu. Jadi, nanti akan keluar timeline kira-kira penundaannya sampai kapan. Jadi, kita nunggu satu minggu ini," tutur dia.
Asep menambahkan, operasional RDF Rorotan telah berhenti sejak 17 Maret 2025. Ia menjamin operasional pengolahan sampah itu berjalan kembali setelah pemasangan back filter dan deodorizer.
"Nanti, kami baru akan operasikan [RDF Rorotan] setelah back filter maupun deodorizer tadi sudah terpasang dengan baik. Dan sudah kami yakinkan bahwa itu tidak lagi ada dampaknya [bau]," ucapnya.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto