Menuju konten utama

PLN Targetkan 100% Gunakan Kendaraan Listrik di 2024

PLN menilai transformasi ke kendaraan listrik berkontribusi besar dalam upaya mendukung transisi energi menuju target karbon netral pada 2060.

PLN Targetkan 100% Gunakan Kendaraan Listrik di 2024
Pemilik mobil listrik bersiap mengisi daya kendaraanya di sela-sela peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN di Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (24/9/2023). ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU

tirto.id - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menargetkan 100 persen penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) untuk keperluan operasional pada 2024. Langkah ini untuk mendukung Instruksi Presiden RI No 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

“Kita mencanangkan bahwa PLN menuju 100 persen kendaraan listrik operasionalnya. Artinya apa, saat ini kita mengoperasikan lebih dari 7.000 motor dan juga lebih dari 2.500 mobil dan ke depan di akhir tahun 2024 kita sudah mencanangkan bahwa 100 persen akan menggunakan motor listrik,” kata Darmawan dikutip dari Antara, Selasa (31/10/2023).

“Kami ingin menunjukkan bahwa PLN the leader, memimpin akselerasi penggunaan kendaraan listrik begitu juga menyediakan infrastruktur pendukung EV yang terbaik di Indonesia,” tambah Darmawan.

Dia menuturkan, transformasi ke kendaraan listrik berkontribusi besar dalam upaya mendukung transisi energi menuju target karbon netral (Net Zero Emissions/NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Dia merinci 1 liter kendaraan bahan bakar minyak (BBM) menghasilkan emisi karbon sebesar 2,4 kilogram CO2e. Secara ekuivalen, 1 liter BBM sama dengan 1,5 Kwh. Jika dibandingkan dengan listrik, maka emisinya hanya mencapai 1,3 kilogram CO2e.

“Dengan kita beralih menggunakan kendaraan listrik saat ini maka secara otomatis telah membantu menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) hampir 50 persen,” ungkap Darmawan.

Selain mengurangi GRK, Darmawan menilai transisi ke kendaraan listrik juga sejalan dengan upaya kemandirian energi secara nasional. Saat ini, BBM sebagian besar diperoleh dengan cara mengimpor. Berbeda dengan energi listrik yang 100 persen diperoleh dan dikelola secara mandiri.

“Jadi transisi ke kendaraan listrik mengubah dari energi yang tadinya impor menjadi energi yang berbasis pada domestik dan mengubah energi kotor menjadi energi bersih,” ucap Darmawan.

Baca juga artikel terkait KENDARAAN LISTRIK

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin