Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Perubahan Sikap Prabowo di Pilpres 2024, dari Galak jadi Humoris

Dasco sebut sikap humoris dan humanis Prabowo saat ini, merupakan sifat aslinya. Ini merupakan refleksi dari sikap Prabowo pada pilpres sebelumnya.

Perubahan Sikap Prabowo di Pilpres 2024, dari Galak jadi Humoris
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti Rapimnas Partai Gerindra di The Darmawangsa, Jakarta, Senin (23/10/2023). Dalam keterangan persnya, pasangan bakal capres dan cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (25/10/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

tirto.id - “Apa? Gemoy? Apa itu gemoy?”

Pertanyaan heran dan polos dari Prabowo Subianto tersebut disambut sorak sorai dan gelak tawa audiens yang memenuhi Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (24/10/2023). Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam acara Konser Ojo Rungkad yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Dalam kesempatan tersebut, PSI sekaligus menyatakan deklarasi dukungan untuk calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini. Koalisi ini terdiri dari Partai Gerindra, PAN, Partai Golkar, PBB, PSI, Partai Garuda, Partai Demokrat, dan Partai Gelora. Gibran Rakabuming Raka merupakan calon wakil presiden (cawapres) yang mendampingi Prabowo.

Pertanyaan soal ‘gemoy,’ Prabowo lontarkan karena banyak audiens yang menyematkan sebutan itu untuknya. Dalam penggunaan saat ini, sebutan tersebut digunakan untuk mengekspresikan kegemasan pada objek atau subjek tertentu.

Sematan tersebut tak lepas dari sikap Prabowo yang kini dipersepsikan humoris, santai, dan humanis. Meski tetap tegas, pembawaan Prabowo kini tidak lagi meledak-ledak dan ‘mudah panas’ seperti Pilpres 2014 dan 2019.

Prabowo pun mengungkapkan alasan perubahan sikapnya jelang Pilpres 2024 dengan nada berkelakar. Hal tersebut disampaikan Prabowo masih dalam acara deklarasi dukungan PSI, Selasa lalu.

“Ada yang mengatakan, ‘Pak Prabowo sudah berubah ya sekarang, sudah banyak bercandanya, sudah enggak galak lagi kaya dulu.’ Namanya sudah dua kali kalah, ya gitu,” ungkap Prabowo disambut gelak tawa hadirin.

Momen santai dan lucu Prabowo memang berkali-kali ramai dibicarakan publik, terutama netizen di jagad maya. Seperti ketika momen Prabowo bersama para koleganya menari-nari heboh di acara ulang tahunnya belum lama ini. Video Prabowo berjoget itu mendapatkan berbagai reaksi dari pengguna lintas medsos.

Sebelumnya, di sela acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra, Senin (23/10/2023), Prabowo juga ‘menjahili’ awak media dengan melakukan gerakan berlari kecil seakan-akan ingin kabur. Ketika keluar dari gedung acara, dia juga melakukan gestur hormat saat menyambut wartawan yang menunggunya.

Dalam kesempatan lain, Prabowo berjoget tipis dan bercanda ketika dicecar pertanyaan oleh Najwa Shihab dalam acara Tiga Bacapres Bicara Gagasan. Sikap Prabowo dalam acara yang digelar di UGM Yogyakarta, Selasa (19/9/2023), itu juga viral dan banyak diperbincangkan netizen.

Prabowo tinggalkan Gedung KPU

Pasangan bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto saat meninggalkan KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023). (Tirto.id/Fransiskus Adryanto Pratama)

Karakter Prabowo saat ini yang dipersepsikan humoris, santai, dan humanis ini jauh berbeda ketika di pilpres sebelumnya. Saat itu ia masih menampilkan karakter militer. Sikap garang Prabowo di Pilpres 2019 misalnya, berkali-kali menjadi sorotan ketika kampanye di khalayak ramai.

Misal, dalam satu kesempatan kampanye terbuka Prabowo di Stadion Kridosono, Yogyakarta pada Pilpres 2019, diwarnai aksi gebrak-gebrak meja podium. Hal itu dilakukannya saat mengingatkan kepolisian dan TNI agar tidak menjadi alat segelintir elite termasuk antek asing.

Tidak seperti saat ini, Prabowo juga sempat memiliki hubungan ‘panas’ dengan media. Musababnya, Prabowo menuding segelintir media sebagai perusak demokrasi. Pernyataan itu diucapkan saat berpidato di peringatan hari buruh internasional atau May Day 2019 yang digelar Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).

“Akan tercatat dalam sejarah hai media-media, kau merusak demokrasi di Indonesia,” kata Prabowo dalam pidatonya.

Prabowo juga mewanti-wanti agar media berhati-hati karena tindak-tanduknya diawasi. Di sisi lain, ia mengingatkan ada konsekuensi yang diterima bila media terbukti tidak berlaku sebagaimana mestinya.

Sikap garang dan emosional Prabowo mulai bertransisi sejak dirinya bergabung dalam kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menerima mandat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dari rival politiknya pada Pilpres 2019.

PSI dukung Prabowo dan Gibran sebagai capres dan cawapres 2024

Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus bacapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto (kempat kanan) bersama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep (tengah), Ketua Umum Partai Prima Agus Jabo Priyono (ketiga kanan), Ketua Umum Partai Glora Anis Matta (kedua kanan), Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra (kempat kiri), Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana (ketiga kiri), Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (kedua kiri), Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus (kiri), Sekjen PAN Eddy Soeparno (kanan) berfoto bersama usai mengikuti acara deklarasi Konser Pilpres Santuy Ojo Rungkad di Jakarta, Selasa (24/10/2023). Partai Solidaritas Indonesia secara resmi mendukung Prabowo Subianto sebagai capres dan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres dalam Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

Strategi Politik Prabowo

Peneliti dari Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Wawan Kurniawan menyatakan, perubahan sikap Prabowo merupakan suatu upaya tersendiri untuk mendapat perhatian publik. Terlebih, pemilih muda menjadi kelompok paling signifikan dalam Pemilu 2024, tampil dengan gaya dinamis menjadi pendekatan untuk mencoba meraih suara anak-anak muda.

“Kita bisa membaca perubahan sikap Pak Prabowo sebagai bentuk refleksi sekaligus strategi politik yang coba diterapkan. Bila ditelisik lebih jauh, media sosial partai Pak Prabowo juga terkesan membangun brand personality yang serupa,” kata Wawan dihubungi Tirto, Rabu (25/10/2023).

Prabowo, kata Wawan, mungkin sadar dengan tren pemilih, sehingga melakukan perubahan yang cukup drastis dalam pembawaanya kali ini. Termasuk dengan sejumlah strategi postingan di akun medsos, beberapa kali cara itu dinilai berhasil dan mendapat respons positif netizen.

Dari total jumlah pemilih, suara pemilih muda memang memegang proporsi cukup besar. Menurut data Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024 sebesar 204,8 juta jiwa.

Dari jumlah itu, lebih dari 50 persen pemilih di antaranya merupakan pemilih muda. Secara lebih terperinci berdasarkan data yang telah direkapitulasi secara nasional tersebut, diketahui pemilih Gen Z berjumlah 46,8 juta jiwa atau 22,85 persen dan sebanyak 68,82 juta jiwa atau 33,6 persen pemilih dari generasi Milenial.

Wawan menambahkan, perubahan sikap atau citra pada tokoh politik adalah hal yang lumrah. Politikus dapat mencoba berbagai strategi untuk mencapai titik kemenangan yang ingin mereka capai.

“Boris Yeltsin misalnya, dia berubah dari seorang komunis garis keras menjadi seorang reformis yang pada akhirnya mendukung ekonomi pasar bebas dan demokrasi di Rusia,” ujar Wawan.

Kendati demikian, menurut Wawan, ada risiko bagi Prabowo dengan menampilkan kesan humoris dan jauh berbeda dari dua pilpres sebelumnya. Pasalnya, beberapa pendukung memilih Prabowo karena sikap tegas, garang, dan tampak seperti pemimpin sejati.

“Dengan beralih gaya, tidak menutup kemungkinan pendukung yang kagum pada kesan awal Pak Prabowo, memutuskan untuk berganti pilihan,” jelas Wawan.

Sementara itu, peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati menilai, ini merupakan strategi Prabowo untuk menggaet ceruk pemilih Gen Z. Strategi ini lumrah ditampilkan politikus agar bisa dekat dengan dunia pemuda.

“Secara komunikasi politik ini hal yang lumrah terjadi. Dan saya pikir ini salah satu strategi kampanye,” kata Wasisto dihubungi reporter Tirto, Rabu (25/10/2023).

Wasisto melihat ini bukan sebagai bentuk pencitraan semata untuk menarik simpati publik. Perubahan sikap Prabowo, menurut dia, sudah diperhitungkan sebagai strategi politik.

“Untuk mengetahui strategi ini berhasil atau tidak, tinggal memerlukan waktu untuk membuktikannya,” kata Wasisto.

Dramaturgi Politik

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengklaim, sikap humoris dan humanis Prabowo saat ini, memang merupakan sifat aslinya. Ini merupakan refleksi yang memang diambil dari sikap Prabowo pada pilpres sebelumnya.

“Ya memang humoris, humanis. Kalau malam juga cuma pakai sarung, suka bercanda-bercanda. Kali ini kita minta, ya sudah pak tampilin aja apa adanya,” kata Dasco dihubungi reporter Tirto, Rabu (25/10/2023).

Pada pilpres lalu, kata Dasco, memang ada kebutuhan konten sehingga Prabowo tidak tampil apa adanya. Menariknya, Dasco tak menampik bahwa ini juga merupakan salah satu strategi meraih ceruk pemilih.

“Kali ini Pak Prabowo tampil apa adanya itu Prabowo Subianto begitu. Justru pemilih bertambah, menurut survei kami pemilih muda juga paling suka yang apa adanya Pak Prabowo,” terang Dasco.

Menurut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Prabowo-Gibran diklaim paling unggul di kalangan pemilih generasi Z dan milenial. Tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran di kelompok generasi Z (usia 17-23 tahun) mencapai 50%.

Sementara, pasangan Ganjar-Mahfud MD meraih keterpilihan 23,7%, disusul Anies-Muhaimin dengan 10,2%. Sisanya, 16,1% responden generasi Z belum menyatakan pilihannya (tidak tahu/tidak jawab).

Pengamat sosial dan politik Universitas Negeri Medan (Unimed), Bakhrul Khair Amal menilai, perubahan sikap politikus sebagai strategi menarik segmen pemilih, lumrah terjadi dalam dunia politik. Ia menyatakan dunia politik memang selalu memiliki unsur drama atau dalam teori disebut dramaturgi.

Teori ini dipopulerkan Erving Goffman yang menyatakan politik laiknya panggung teater, sifatnya selalu memiliki unsur panggung depan (front stage) dan panggung belakang (backstage).

“Dramaturgi memang harus dimainkan dalam politik. Jadi ada kronologis, ada pelaku, ada sasaran penonton, ini bukan hal baru,” kata Bakhrul dihubungi reporter Tirto, Rabu (25/10/2023).

Menurut Bakhrul, perubahan sikap ini ada yang memang datang dari jati diri dan ada yang datang karena memaksakan kehendak untuk mencapai tujuan tertentu. Sesuatu yang alami datang dari dalam disebut sebagai citra diri, sementara yang dipaksakan disebut sebagai pencitraan.

“Jadi ini pencitraan atau citra diri? Dalam perubahan itu orang punya rekam jejak, jadi bisa dilihat saja masyarakat yang menilai. Ini asli atau sekadar tipu-tipu,” kata dia.

Bakhrul menambahkan, unsur dramatisasi panggung politik dimainkan oleh mayoritas politikus. Maka dari itu, masyarakat harus menjadi wasit yang kritis untuk menilainya secara objektif dan subjektif.

“Secara nurani masyarakat akan tau ada yang berbeda dalam drama ini. Pencitraan hanya bertahan sementara, dalam drama politik tujuannya entah mencari kekuasaan atau kemenangan,” jelas Bakhrul.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Politik
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Abdul Aziz