tirto.id - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyebut media sebagai perusak demokrasi. Hal itu ia ucapkan ketika menjelaskan bahwa rakyat Indonesia suatu saat tak akan bisa menerima lagi apabila dibohongi.
Ia mengatakan, bila masyarakat sudah tak tahan dibohongi, maka akan ada tindakan lantaran sudah mencapai batas yang ditolerir. Ia meminta agar media tidak memutarbalikkan sesuatu yang sudah jelas-jelas tidak benar.
Hal ini ia ucapkan usai menyinggung mengenai kemungkinan adanya kecurangan dalam Pemilu 2019. Meskipun tidak mengaitkannya secara langsung, ungkapan Prabowo ini seolah meminta media untuk tidak ikut membalikkan fakta bahwa tak ada kecurangan yang terjadi selama Pemilu.
"Akan tercatat dalam sejarah hai media-media kau merusak demokrasi di Indonesia," ucap Prabowo dalam pidatonya di peringatan Hari Buruh 2019 di Tenis Indoor Senayan pada Rabu (1/5).
"Ini gimana bicara apa adanya? Ya saya harus bicara apa adanya. Yang tidak benar kita harus katakan tidak benar. Yang tidak benar jangan kau balik," tambah Prabowo.
Dalam pidatonya Prabowo pun sempat mewanti-wanti media yang hadir di dalam Tennis Indoor Senayan. Ia mengatakan bahwa media harus berhati-hati melakukan tugasnya karena segala tingkah lakunya diamati dan dicatat.
Prabowo mengatakan bahwa alasan ia memberi peringatan itu karena masyarakat tidak boleh dianggap "kambing". Dalam pidatonya, ia menyebut "kambing" sebagai istilah untuk mewakili masyarakat yang tidak bersedia memperjuangkan kebenaran.
"Para media hati-hati kami mencatat kelakuanmu satu-satu. Kami bukan kambing-kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau ya. Suara rakyat adalah suara Tuhan," ucap Prabowo.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto