Menuju konten utama

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Triwulan II 2017 Melambat

Pelemahan kinerja ekspor dan impor, serta belanja pemerintah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan II 2017 turun menjadi 5,96 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Triwulan II 2017 Melambat
Jajaran gedung bertingkat di Jakarta, Senin (15/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2017 berada di angka 5,01 persen atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal I 2016 di kisaran 4,92 persen. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Perekonomian DKI Jakarta mengalami perlambatan pada triwulan II tahun 2017. Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta, Doni P. Joewono mengatakan, pelemahan kinerja ekspor dan impor, serta belanja pemerintah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan ini turun menjadi 5,96% (yoy) dari 6,45% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Tak hanya itu, realisasi pertumbuhan ekonomi Jakarta kuartal II ini juga lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia.

"Namun demikian, pertumbuhan sepanjang semester I 2017 tercatat lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," ungkapnya melalui siaran pers, Selasa (8/8/2017).

Doni menyebut, pelemahan kinerja ekspor DKI Jakarta tidak terlepas dari perkembangan pasar luar negeri untuk produk ekspor utama Jakarta seperti kendaraan bermotor dan perhiasan yang belum sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi global secara umum.

Pada triwulan II 2017 ekspor Jakarta mengalami pertumbuhan negatif 13,69% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 5,84%.

Sejalan dengan pelemahan kinerja ekspor dan impor, dua lapangan usaha (LU) utama dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta, yaitu LU perdagangan, dan industri pengolahan, mengalami perlambatan pertumbuhan.

Selain itu, kebijakan pemerintah melalui Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No. SK2717/Aj.201/DRJD tentang Pengaturan Lalu-lintas dan Pengaturan Kendaraan Angkutan Barang pada Masa Angkutan Lebaran tahun 2017 turut berkontribusi dalam rendahnya aktivitas ekspor dan impor Jakarta.

Pelemahan ekonomi juga dikontribusi oleh melemahnya kinerja belanja pemerintah, terutama pada belanja kementerian dan lembaga yang berkantor di ibu kota. Turunnya kinerja belanja pemerintah tersebut terutama disebabkan oleh bergesernya pembayaran gaji dan tunjangan ke-13 pegawai negeri sipil (PNS) dari triwulan II ke triwulan III 2017.

Pada tahun lalu, gaji dan tunjangan ke-13 serta gaji ke-14 (tunjangan hari raya) dibayarkan pada bulan Juni 2016 (triwulan II). Sementara pada tahun 2017 ini, gaji dan tunjangan tersebut baru dibayarkan pada Juli 2017 (triwulan III). Dampak dari ditundanya pembayaran gaji dan tunjangan ke-13 bagi PNS yaitu kontraksi terhadap konsumsi pemerintah pada triwulan II 2017 sebesar 5,15% (yoy).

Sementara itu, komponen pengeluaran yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan II 2017 adalah konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), dan ekspor neto antardaerah yang masih tumbuh cukup tinggi, meskipun mengalami perlambatan yang disebabkan konsumsi rumah tangga dapat tertahan dengan adanya faktor puasa dan Idul Fitri.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari