tirto.id - Redaksi Tirto.id menyadari perihal kasus jurnalis kami yang melakukan ujaran rasis kepada masyarakat Baduy dan menyinggung Presiden RI. Rasisme adalah bentuk kebencian dan kami tidak menoleransinya.
Sikap kami terhadap masyarakat Baduy dan komunitas adat lain tercermin dalam laporan-laporan kami dan kami selalu menjunjung nilai-nilai inklusivitas dalam keredaksian. Sikap jurnalis kami, M. Bernie, sama sekali tidak mencerminkan sikap yang kami anut selama ini.
Ketika M. Bernie mencuit tentang Presiden RI dan masyarakat Baduy, benar bahwa ia masih berstatus sebagai karyawan Tirto.id. Terhitung sejak hari ini, ia sudah tidak lagi berstatus sebagai karyawan Tirto.id. Segala isi dan maksud cuitan M. Bernie adalah murni tanggung jawabnya sebagai pribadi.
Efek yang ditimbulkan cuitan itu fatal karena menyangkut integritas M. Bernie sebagai wartawan dan Tirto.id sebagai institusi pers. Ini bukan hanya mencederai Bernie sebagai individu maupun Tirto.id, tetapi juga berpotensi melunturkan kepercayaan publik terhadap jurnalisme.
Kami tentu berharap laporan-laporan yang pernah kami tulis, yang berusaha keras mengedepankan inklusivitas dan keberimbangan, membuat jurnalis-jurnalis kami lebih berpikir jernih dalam melihat isu tersebut dalam keseharian. Tapi, kasus M. Bernie ini membuktikan sebaliknya. Untuk ini, kami meminta maaf dan akan melakukan evaluasi internal.
Persoalan ini juga menjadi pelajaran penting bagi kami untuk lebih berkomitmen memperbaiki kualitas jurnalis serta mengedepankan liputan-liputan yang membantu menegakkan keadilan bagi masyarakat adat.
Salam,
Redaksi Tirto.id