tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa warga terdampak akibat pergerakan tanah yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar) bertambah menjadi 278 kepala keluarga (KK) atau 1.020 jiwa.
Menurut asesmen atau analisa sementara, fenomena pergerakan tanah ini dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan pada Rabu, 14 September 2022 lalu.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor pada hari Selasa (20/9/2022) pukul 10.20 Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), terdapat sebanyak 246 unit rumah yang terdampak, sembilan unit rumah rusak berat dan 73 unit rumah rusak sedang.
Lalu, ada satu unit fasilitas pendidikan dan musala yang juga terdampak, serta ruas jalan di Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jabar juga mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat dilewati semua jenis kendaraan.
“Sebanyak 11 KK (41 jiwa) masih bertahan di pengungsian, mengingat situasi saat ini masih belum kondusif dan masih terjadi pergerakan tanah di wilayah tersebut,” tutur Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari lewat keterangan tertulis yang diterima Tirto pada Selasa (20/9/2022) sore.
Kemudian dia menuturkan, petugas BPBD yang dibantu dinas-dinas terkait telah memberikan pelayanan dasar kepada mereka yang mengungsi. Sementara itu, listrik telah dipadamkan untuk menghindari adanya hubungan arus pendek maupun hal lain yang tidak diinginkan. Jalan darurat juga sedang dibangun warga.
Menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga besok, Rabu, 21 September 2022, lanjut Muhari, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. Sedangkan, berdasarkan analisis gerakan tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kecamatan Babakan Madang termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
“Menyikapi bahaya gerakan tanah di wilayah Babakan Madang, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan. Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah terancam gerakan tanah bisa melakukan evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman hingga situasi kondusif sesuai dengan arahan pemerintah daerah setempat,” kata Muhari.
Sebelumnya, mengutip rilis BNPB pada kemarin, Senin (19/9/2022) sebanyak 41 warga Desa Bojong Koneng terpaksa mengungsi ke dua titik lokasi yang lebih aman, setelah tempat tinggal mereka mengalami kerusakan akibat adanya fenomena pergerakan tanah. Dua lokasi yang menjadi tempat pengungsian itu meliputi Villa Roso, Kampung Curug, RT 02 RW 09 Desa Bojong Koneng dan Posko BPBD Kabupaten Bogor.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri