Menuju konten utama

Perawat Heran Setnov Minta Obat Merah padahal Lukanya Tak Berdarah

Indri mengaku Setnov minta diperban dan obat merah padahal lukanya tidak berdarah-darah.

Perawat Heran Setnov Minta Obat Merah padahal Lukanya Tak Berdarah
Setya Novanto dipindah dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau menuju Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Jumat (17/11/2017). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Perawat ruang VIP RS Media Permata Hijau, Indri Astuti mempertanyakan ucapan Setya Novanto di rumah sakit yang meminta obat merah dan perban.

"Sebelum saya keluar kamar itu, pasien mengatakan 'kapan saya diperban?' yang tadinya dia diam saja, saya kaget, kenapa dia mengatakan 'kapan saya diperban?' Kok nanyanya seperti itu? Nadanya agak membentak, saya katakan ke pasien 'tunggu sebentar pak saya ikut dokter visit dulu'," kata dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (2/4/2018).

Indri bersaksi untuk dokter RS Medika Permata Hijau, Bimanesh Sutarjo yang didakwa bekerja sama dengan advokat Fredrich Yunadi untuk menghindarkan ketua DPR Setya Novanto diperiksa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi e-KTP.

"Saya lalu ke dokter Bimanesh di counter suster sedang membuat catatan dokter, kami berhadap-hadapan lalu datang Pak Frederich, salaman dengan dokter Bima dan saya, kemudian pengacara itu memberikan data resume pasien dari RS sebelumnya seperti rontgen," ungkap Indri.

Indri pun memberanikan diri untuk melaporkan permintaan Setnov kepada Bimanesh.

"Dok ini kan ada injeksi, pasang infus ya dok, dok itu memang diperban lukanya? Dokter Bimanesh mengatakan 'ya sudah diperban saja demi kenyamanan pasien'," tambah Indri.

Indri pun melaksanakan perintah Bimanesh itu bersama dengan rekannya yang sedang berjaga di ruang VIP, perawat bernama Nurul.

"Saya suruh Nurul ambil Betadine dan kassa untuk membersihkan luka. Saya ke kamar pasien membersihkan lukanya dengan betadine tapi saya dikejutkan kembali dengan kata-kata si pasien dia minta obat merah.

Saya makin bingung saja ini orang maunya apa? Obat merah tidak ada di rumah sakit, apa ini kok obat merah, lukanya tidak ada berdarah-darah, saya kebawa suasana jadi agak ketus sama pasien," jelas Indri.

Ia pun mengaku tidak memberikan pelayanan dengan ikhlas dan tangannya bergetar.

"Saya melakukan dengan tangan gemetar karena tidak mau melakukannya, lalu akhirnya saya pakaikan betadine, lalu salepnya, kemudian ada luka juga di kiri kemudian di siku juga, karena memang ada luka lecet sebelah kiri, sama di tangan kiri dekat sikut tapi berdarah," ungkap Indri.

Rekan Indiri, Nurul Rahmanuari juga memberikan keterangan yang serupa.

"Aku tanya sama kak Indri yang kiri (diperban) juga? Katanya Kak Indri sudah tutup saja, tapi lukanya cuma sedikit, jadi akhirnya tidak usah dikasih perban, lalu pasang infus di tangan sebelah kanan, saat itu memang saya dengar 'sakit' kata bapaknya, saat infus dipasang, aku diam saja," ungkap Nurul.

Baca juga artikel terkait KORUPSI E-KTP

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra