tirto.id - Usai rekonstruksi pada Jumat (7/2), penyidik Polda Metro Jaya berencana menyerahkan kembali berkas perkara penyiram air keras terhadap Novel Baswedan ke pihak Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
"Rencananya hari ini akan dikirim kembali berkas perbaikan," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Selasa (11/2/2020). Ia tidak mau menyebutkan apa yang diperbaiki dalam berkas tersebut.
Jaksa Peneliti Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta mengembalikan berkas Rahmat Kadir dan Ronny Bugis kepada Penyidik Polda Metro Jaya pada 28 Januari 2020, atau 12 hari usai penyidik menyerahkan berkas perkara pelaku ke kejaksaan.
"Sebagaimana Pasal 110 (2) KUHAP, dalam hal Penuntut Umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut ternyata masih kurang lengkap. Penuntut Umum segera mengembalikan berkas perkara kepada penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi," ujar Kasipenkum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Nirwan Nawawi, dalam keterangan tertulis, Rabu (5/2/2020).
Pengembalian dokumen lantaran masih ada kekurangan syarat formal dan material yang perlu dilengkapi penyidik guna memenuhi keabsahan dan unsur-unsur kualifikasi pasal yang disangkakan.
Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menunjuk empat jaksa untuk mengusut perkara tersebut sesuai dengan Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut umum untuk mengikuti dan memantau perkembangan penyidikan perkara tindak pidana Surat P-16 No. Print-37/M.1.4/Eku.1/01/2020 tanggal 7 Januari 2020 yang telah ditandatangani oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Penerbitan Surat P-16 merupakan tindak lanjut atas diterimanya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) Nomor B/24261/XII/RES.1.24/2019/Ditreskrimum tanggal 27 Desember 2019 dari Polda Metro Jaya.
Hingga kini, hanya dua eksekutor lapangan yang polisi tangkap, dalang intelektual penyerangan Novel Baswedan belum diringkus. Masa penahanan tersangka pun diperpanjang selama 40 hari.
Sebelumnya, polisi menahan Rahmat dan Ronny selama 20 hari sejak 27 Desember 2019 di Rutan Bareskrim Mabes Polri. Keduanya ditangkap Tim Teknis dan jajaran Korps Brimob pada akhir Desember 2019.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Hendra Friana