Menuju konten utama

Penyebab Pesawat Super Tucano Jatuh Diduga karena Cuaca Buruk

Tim investigasi TNI AU diterjunkan mencari data recorder pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur.

Penyebab Pesawat Super Tucano Jatuh Diduga karena Cuaca Buruk
Pilot pesawat Super Tucano berdoa sebelum terbang di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (16/9/2021). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.

tirto.id - Kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur diduga akibat faktor cuaca buruk. Cuaca buruk menyebabkan para pilot pesawat milik Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh TNI Angkatan Udara itu tidak memiliki jarak pandang maksimal.

"Sehingga ini murni akibat cuaca kelihatannya, namun, saya belum bisa memastikan karena harus ada penyelidikan lebih lanjut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati, dalam jumpa pers di Lanud Abd Saleh Malang, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023) dilansir dari Antara.

Agung menjelaskan ada empat pesawat yang sedang melakukan sesi latihan formasi rutin dalam penerbangan tersebut. Keempat pesawat itu bergabung dalam sebuah formasi, namun kemudian terjadi cuaca buruk.

Pesawat saat melintas dalam kondisi cuaca buruk sedang melakukan manuver untuk melepaskan diri. Namun, pada saat melakukan manuver tersebut, terjadi hilang kontak pada pesawat dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.

"Dua pesawat lain berusaha naik dan ke luar dari awan. Pada saat itu dilakukan kontak, tidak bisa menghubungi. Dan setelah dua pesawat mendarat, mendapat laporan dari aparat teritorial bahwa ada pesawat terjatuh di Kabupaten Pasuruan," katanya.

Ia menambahkan, saat ini TNI AU juga telah menerjunkan tim untuk mencari data recorder pesawat Super Tucano tersebut. Dalam data recorder itu, menyimpan berbagai informasi penting pada saat pesawat mulai terbang hingga terjadi kecelakaan.

"Data recorder pesawat ini, menyimpan rekaman suara, rekaman gambar kamera pesawat, rekaman ketinggian, kecepatan, posisi, lokasi dan semua yang dibutuhkan," katanya.

Bagi masyarakat setempat, lanjutnya, diimbau untuk tidak menyimpan benda-benda yang terkait dengan kecelakaan pesawat tersebut. Serpihan badan pesawat itu diperlukan untuk melakukan penyelidikan dan mengetahui penyebab utama kecelakaan pesawat.

"Kami mohon, bila masyarakat menemukan peralatan dari pesawat tersebut mohon jangan dipindahkan, jangan dibawa, jangan disimpan. Karena itu dibutuhkan untuk penyelidikan," katanya.

Dalam peristiwa kecelakaan tersebut, tiga orang dinyatakan meninggal sementara satu lainnya masih dalam pencarian.

Korban yang masih dalam pencarian tersebut adalah, Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan (Komandan Skadron Udara 21).

Sementara tiga jenazah yang telah ditemukan adalah Kolonel Penerbang Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh), dan Mayor Pnb Yuda A. Seta.

Baca juga artikel terkait PESAWAT TNI AU JATUH DI PASURUAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto