Menuju konten utama

Penyebab 'Hujan' Batu di Purwakarta Rusakkan Tujuh Rumah & Sekolah

Respons pihak kepolisian dan Pemkab Purwakarta terkait "hujan" batu yang mengakibatkan sejumlah rumah dan bangunan sekolah ambruk di Purwakarta, Jawa Barat.

Penyebab 'Hujan' Batu di Purwakarta Rusakkan Tujuh Rumah & Sekolah
Sejumlah rumah dan bangunan sekolah rusak berat akibat tertimpa batu besar di Purwakarta, Selasa (8/9/2019). ANTARA/Ali Khumaini.

tirto.id -

Sejumlah rumah dan satu bangunan sekolah ambruk setelah tertimpa batu berukuran besar di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

"Batu yang jatuh sangat besar ukurannya, sampai membuat rumah ambruk," kata Kepala Desa Sukamulya, Oded, di Purwakarta, Rabu (9/10/2019).

Kejadian runtuhnya bebatuan berukuran besar ini terjadi akibat aktivitas pertambangan di dekat permukiman warga, Selasa (8/9/2019) siang.

Aktivitas pertambangan itu menggunakan bahan peledak sehingga batu-batuan besar dari gunung jatuh sampai akhirnya menimpa rumah warga.

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Purwakarta menjelaskan jatuhnya batu berukuran besar itu menimpa tujuh bangunan.

Tujuh bangunan itu mengalami kerusakan cukup parah setelah tertimpa material batu. Kepolisian dari Polres Purwakarta kini tengah menyelidiki peristiwa itu.

Polres Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat telah memeriksa tiga orang saksi dalam penyelidikan peristiwa bebatuan berukuran besar menimpa rumah warga di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta.

Kasatreskrim Polres Purwakarta AKP Handreas Ardian, di Purwakarta, Rabu, mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan karena peristiwa itu terjadi diduga akibat kelalaian pihak penambang batu di atas tebing.

Ia mengaku telah memeriksa tiga orang saksi terkait dengan peristiwa bebatuan yang menghujani rumah warga itu. Tiga orang yang telah dimintai keterangan itu dari pihak perusahaan.

Penyebab Hujan Batu Purwakarta

Sesuai dengan pemeriksaan atau keterangan sementara, ada dugaan kesalahan standar operasional pihak perusahaan penambang batu yang melakukan blasting atau meledakkan batu di puncak tebing.

Dia menyatakan, dalam olah tempat kejadian perkara, memang ada dugaan pihak penambang batu melakukan blasting, sehingga terjadi hujan batu yang mengakibatkan banyak rumah warga dan sebuah sekolah rusak.

"Kami masih terus melakukan penyelidikan, dan di lokasi, sudah dilakukan pemasangan police line," kata dia pula.

Ia menyatakan, sampai saat ini pihaknya menduga peristiwa itu terjadi akibat perusahaan tambang yang tidak menggunakan SOP dalam melakukan peledakan.

"Tapi untuk penyebab pastinya, nanti bisa diketahui sesuai dengan hasil penyelidikan," kata dia.

Selain itu, Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Purwakarta juga menyatakan peristiwa bebatuan yang menghujani rumah warga akibat aktivitas blasting atau peledakan batu yang dilakukan oleh perusahaan tambang PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS).

"Ada tujuh rumah milik warga dan satu bangunan sekolah di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta yang rusak setelah dihujani batu besar dari atas Gunung Cihandeuleum," kata Kepala Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran setempat, Wahyu Wibisono.

Ia mengatakan, bebatuan yang menghujani rumah warga itu dampak dari aktivitas blasting atau peledakan batu yang dilakukan oleh PT MSS.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, telah mendata pemilik rumah yang rumahnya tertimpa bebatuan besar di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Tapi ada tujuh bangunan yang rusak parah," kata Kepala Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran setempat, di Purwakarta, Wahyu Wibisono, Rabu.

Ia mengatakan tujuh rumah yang mengalami kerusakan itu diantaranya rumah permanen ukuran 10X8 milik Dodi (35), rumah permanen ukuran 8x6 milik Holid (55), rumah milik Oji (40), rumah milik Kamsir (40), rumah milik Aceng (55) dan rumah milik Aceng (50).

Selain itu, bangunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah juga mengalami kerusakan ringan.

"Dari hasil pengecekan di lapangan dan menurut keterangan saksi, batu besar itu jatuh dari ketinggian sekitar 500 meter ke rumah warga yang ada di bawah gunung," kata dia.*

Baca juga artikel terkait PERTAMBANGAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Agung DH