tirto.id - Pengertian mineral perlu kita pahami saat berkutat dalam ilmu geologi. Hal ini termasuk sifat fisik mineral dan perannya dalam pembentukan batu.
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral, cakupannya meliputi pengenalan karakteristik fisik, komposisi kimia, pengelompokkan, sampai pada proses pembentukannya.
Lantas, apa itu mineral dan bagaimana sifat-sifat fisiknya? Selengkapnya akan dijabarkan dalam beberapa bab di tulisan ini.
Apa Itu Mineral?
Pengertian mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu, dan mempunyai atom yang tersusun teratur, demikian menurut buku Geologi Dasar Kelas X.
Adapun pengertian mineral dalam ilmu geologi adalah suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik tertentu, dan biasanya berbentuk padat. Jadi walau sifat dan zatnya sama, tetapi dibentuk oleh manusia di laboratorium, maka itu tidak termasuk mineral.
10 Sifat Fisik Mineral
Ada beberapa sifat fisik mineral yang dapat diamati secara megastopik, yakni warna (colour), kilap (luster), cerat (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture), kekerasan fisik (hardness), sifat dalam (tenacity), berat jenis (specific gravity), kemagnetan (magnetism), dan kelistrikan (electricity).
Adapun penjelasan masing-masing dari sifat mineral tersebut ialah sebagai berikut.
1. Warna
Warna mineral dapat dilihat mata apabila terkena cahaya. Ada beberapa mineral yang dinamakan berdasarkan warna, seperti azurite biru, malachitee hijau, erythrite merah-ungu, dan lainnya.
2. Kilap
Kilap mineral adalah sifat optik dari mineral yang berhubungan dengan refleksi dan refraksi dari pantulan cahaya di permukaannya. Kilap dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kilap logam, kilap sub logam, dan kilap bukan logam.
3. Cerat atau Gores
Adanya cerat dapat digunakan untuk membedakan dua jenis mineral yang warnanya terlihat sama namun warna ceratnya (bentuk bubuknya) berbeda. Warna cerat lebih stabil dan tidak berubah sehingga lebih dapat dipercaya.
4. Belahan
Belahan mineral adalah sifat fisik dari mineral jika mengalami tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Tidak semua mineral memiliki sifat ini karena ada yang mudah dibelah, ada yang sulit, dan ada yang tidak bisa dibelah.
5. Pecahan
Apabila mineral tidak dapat membelah, ia akan pecah secara tidak teratur. Beberapa macam pecahan mineral adalah sebagai berikut:
- Konkoidal: pecahan yang memperlihatkan gelombang lengkung di permukaannya. Misalnya, kwarsa;
- Splintery/fibrous: pecahan yang terlihat seperti serat;
- Uneven/ireguler: pecahan yang memberi kesan permukaan kasar tidak teratur;
- Hackly: adalah pecahan yang mengesankan permukaan tidak teratur dengan ujung runcing. Contoh emas native dan perak native.
6. Kekerasan
Kekerasan menunjukkan tingkat kerasnya suatu mineral. Ini penting sebagai pembanding mineral satu dan mineral lainnya. Cara pengujian tingkat kekerasan adalah dengan saling menggores masing-masing mineral.
Adapun skala yang digunakan adalah skala “Mohs” dengan 10 tingkat kekerasan. Yang paling rendah adalah kapur (talk) dan yang paling keras adalah intan.
7. Sifat Dalam
Sifat dalam mineral adalah sifat mineral yang berhubungan dengan daya tahan mineral apabila patah, hancur, bengkok, dll. Macamnya adalah:
- Rapuh (brittle): artinya mineral tersebut mudah hancur, tetapi bisa dipotong-potong. Mineral yang bersifat rapuh contohnya kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit;
- Mudah ditempa: artinya mineral itu dapat ditempa hingga tipis, contoh yang bisa ditempa sampai tipis adalah emas, tembaga;
- Dapat diiris: artinya mineral itu dapat diiris dengan pisau seperti gypsum contohnya;
- Fleksibel: artinya mineral dapat menjadi lapisan tipis, bisa dibengkokkan, tetapi tak patah dan tidak dapat dikembalikan lagi seperti semula. Contohnya mineral kapur (talk) dan selenite;
- Blastik: adalah mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan dapat dikembalikan ke posisi semula. Contohnya muskovit.
8. Berat Jenis
Adalah berat relatif dari suatu mineral yang diukur terhadap berat dari air. Cara mengukurnya:
- Timbang mineral dalam keadaan kering di udara (W);
- Timbang mineral dengan ditenggelamkan dalam air (W1).
Berat jenisnya ditentukan dengan membagi berat dalam kondisi kering dengan berat setelah ditenggelamkan dengan rumus:
Berat jenis = W / W-(W1)
Biasanya mineral pembentuk batuan memiliki berat jenis 2.7. sedangkan mineral logam berat jenisnya 5.
9. Kemagnetan
Kemagnetan mineral adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Jika ia mudah sekali ditarik magnet maka dinamakan ferromagnetik. Sebaliknya jika menolak daya tarik magnet dinamakan diamagnetik.
10. Kelistrikan
Kelistrikan mineral adalah sifat mineral terhadap arus listrik. Jika mineral dapat mengalirkan listrik disebut konduktor, sebaliknya jika tidak dapat mengalirkan listrik disebut non konduktor. Jika dapat mengalirkan listrik pada batas tertentu disebut semikonduktor.
Peran Mineral Sebagai Pembentuk Batu
Mineral yang membentuk batuan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Mineral Utama
Merupakan komponen mineral dari batuan yang diperlukan untuk menggolongkan dan menamakan batuan, tetapi tidak perlu terdapat dalam jumlah yang banyak. Contohnya:
A. Felspar
Suatu kumpulan dari sejumlah mineral pembentuk batuan. Berwarna putih atau semi putih. Rumus umum = MAI (Al Si)3O8, M= K, Na, Ca, Ba, Rb, Sr, Fe.
B. Plagioklas
Warnanya putih, putih kelabu, kehijauan, kebiruan. Rumus umum : (Na, Ca) Al (Si, Al)) Si2O8.
C. Ortoklas
Mineral yang terdiri dari kumpulan feldspar alkali. Feldspar pembentuk batuan granit atau batuan asam. Warna putih, putih-kuning, kemerah-merahan, keabu-abuan.
D. Mika
Sejumlah mineral yang warnanya bening, putih, perak, cokelat muda, kuning kehijauan atau hitam dengan rumus: (K, Na, Ca) (Mg, Fe, Li, Al)2-3(Al, Si)4O10 (OH F)2.
E. Muskovit
Satu mineral dari kumpulan mika. Warna cokelat dan tak berwarna. Rumus umum : KAl2 (OH)2 AlSi3 O10).
F. Biotit
Satu mineral dari kumpulan mika tersebar luas, merupakan mineral pembentuk batuan yang penting. Warna cokelat tua, hitam, atau hijau tua. Rumus umum : K2(Mg, Fe)2(OH)2(AlSi3O10).
G. Amfibol
Kumpulan sejumlah mineral pembentuk batuan. Berwarna gelap. Rumus: A2-3B5(Si, Al)8O22(OH)2A = Mg, Fe+2, Ca atau NaB + Mg, Fe+2, Al atau Fe+3.
H. Horenblenda
Salah satu mineral penting dari kumpulan amfibol. Warna hitam, hijau tua cokelat. Misalnya, granit, sianit, diorit, andesit.
I. Piroksen
Kumpulan dari sejumlah mineral yang berwarna gelap. Rumus umum : ABSi2O6 → A = Ca, Na, Mg atau Fe-2 B = Mg, Fe+3, Al.
J. Augit
Salah satu mineral dari kumpulan piroksen. Umumnya berwarna hitam, hijau tua. Misalnya, gabro, basal, peridotit.
K. Olivin
Mineral berwarna kuning kehijauan, kelabu kehijauan, atau cokelat dan pembentuk batuan beku basa, ultra basa dan batuan beku dengan kadar silikat rendah. Rumus : (Mg, Fe)2SiO4.
L. Kuarsa
Mineral pembentuk batuan penting. Bening, tembus pandang, tetapi bisa cokelat, kuning ungu merah, hijau, biru atau hitam karena ada pengotoran. Dalam industri kuarsa digunakan oleh pabrik kaca, semen, keramik, dll. Rumus : SiO2.
2. Mineral Sekunder
Dibentuk dari mineral primer oleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau metamorfosis. Contohnya klorit, terbentuk dari mineral biotit oleh proses pelapukan.
3. Mineral Aksesori atau Mineral Tambahan
Terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah sedikit, umumnya kurang dari 5 persen.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Ibnu Azis