tirto.id -
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti. Ia menyatakan bahwa efek negatif tak terasa meski beberapa negara sudah mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel advice. Hingga kini tercatat ada 15 negara yang sudah mengeluarkan travel advice ke Indonesia.
"Travel advice adalah hal yang biasa, bentuk kewajiban negara dalam melindungi warganya. Belum ada dampak signifikan baik terhadap penundaan atau pergeseran jadwal penerbangan. Hotel juga okupansinya tidak terlalu tinggi karena bertepatan mau bulan Ramadan," kata Guntur melalui sambungan telepon, Kamis (17/5/2018).
Negara-negara yang sudah mengeluarkan peringatan perjalanan adalah Inggris, Amerika, Polandia, Singapura, Kanada, Swiss, Australia, Brazil, Irlandia, Malaysia, Hongkong, Selandia Baru, Filipina, dan Prancis.
Peringatan keluar pasca teror bom terjadi sejak Minggu (13/5/2018). Ledakan terjadi di Surabaya, Sidoarjo, hingga Riau. Teror kali ini melibatkan keluarga dan anak-anak.
Menurut Guntur travel advice adalah level pengamanan paling rendah yang umum dikeluarkan negara. Peringatan itu sifatnya imbauan agar warga negara tertentu berhati-hati jika hendak melancong ke suatu wilayah.
"Belum merupakan tindakan untuk melarang warga negara datang ke suatu negara," katanya.
Meski diklaim belum berdampak signifikan, Kemenpan tetap siaga mengamankan objek-objek vital untuk mencegah terjadinya kembali aksi teror. Guntur berkata, pengetatan keamanan di bandara dan hotel sudah dilakukan pasca teror terjadi.
"Kami sudah mengirimkan official letter untuk memberikan pengumuman kepada bahwasanya di Indonesia sedang terjadi permasalahan seperti ini, dan kami yang paling memungkinkan adalah menyampaikan informasi secara jujur, dan eskalasinya tidak meningkat lagi," ujar Guntur.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yulaika Ramadhani