Menuju konten utama
Kisah Cinta Para Presiden

Pembawaan Tenang Iriana Mengantarkan Jokowi Jadi Presiden

Pembawaan tenang Iriana menjadi dukungan terpenting bagi karier politik Jokowi terutama sejak mentas dari Solo ke Jakarta.

Jokowi masih kuliah dan Iriana masih SMA saat bertemu dan jatuh cinta. Iriana mengaku terpikat pada kumis Jokowi. tirto/Nadya

tirto.id - Iriana gundah. Ia harus melewati malam dengan berbincang serius bersama sang suami. Hari itu Joko Widodo baru saja kembali dari Jakarta.

Beberapa hari sebelumnya Jokowi menerima telepon dari pengurus partai PDI Perjuangan, memintanya datang ke kantor pengurus partai. Jokowi memperkirakan panggilan ini menyangkut pencalonan Gubernur DKI Jakarta 2012.

Benar saja. Sesampainya di ruang rapat kantor partai, ia disambut tepuk tangan. Para peserta rapat antusias menyambut kedatangan Wali Kota Solo tersebut.

Rapat berjalan selama lima menit. Inti pembicaraan adalah partai resmi mencalonkan Jokowi sebagai gubernur. Setelahnya tim pengurus mempersiapkan Jokowi mendaftarkan diri ke komisi pemilihan umum DKI Jakarta. Segalanya berlangsung cepat.

Sepotong kisah ini ditulis oleh Alberthiene Endah dalam Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta (2012). Pada bab "Dukungan Keluarga", ada kontras yang tersirat antara Jakarta dan Solo.

Bila para pengurus partai spontan bersorak dan berkata “ya” perihal pencalonan Jokowi, Iriana mengutarakan sederet pertanyaan kepada suaminya. Itu disusul dengan pernyataan Iriana bernada murung: “Kita akan jauh dari anak-anak.”

Jokowi telah melanggar janji. Ia pernah berkata akan fokus menjadi pengusaha mebel bila masa jabatannya sebagai walikota berakhir. Ternyata realitas dan karier politiknya lebih mengejutkan. Tantangan baru justru menanti Jokowi di tengah masa jabatan peridoe kedua. Iriana butuh waktu untuk menyetujuinya.

“Saya meminta Iriana untuk bisa mengambil hikmah pengabdian dan amanah di balik syarat berat ini. Memang kami sudah terbiasa dekat dengan anak-anak,” kata Jokowi.

Di pagi hari, usai semalam mereka mengobrol intens, pikiran Iriana masih berkecamuk. Ia membayangkan kehidupan keluarga akan berubah drastis. Ia mengingat tiga anaknya, Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep, yang sudah terbiasa menjalani rutinitas di Solo.

Iriana berucap, “Pak, orang-orang mengatakan Bapak tidak amanah. Baru dua tahun setengah menjadi Wali Kota Solo, Bapak sudah maju ke pilkada Jakarta. Apa nanti pikiran orang, Pak? Nanti orang-orang bilang Bapak gila kuasa.”

Jokowi menenangkan Iriana, mengatakan bahwa ia punya niat murni dan menilai perannya kelak di Jakarta adalah satu amanat yang bisa menjangkau lebih luas masalah kesejahteraan banyak orang.

Tetap saja Iriana tak serta-merta tenang dan setuju. Pertanyaan-pertanyaan masih diutarakan. Jokowi meladeni semua pertanyaan itu sampai tuntas agar Iriana bisa tenang.

“Pada awalnya saya tahu bahwa istri dan anak-anak saya merasa dipaksa untuk setuju. Hebatnya, mereka bisa memberikan restu dan ketenangan. Adalah tugas saya untuk bisa menuntun perasaan mereka dan bisa menerima semua kenyataan baru dengan lapang dada,” kata Jokowi seperti ditulis Alberthiene Endah.

Dari Gubernur Jakarta Menjadi Presiden

Hari-hari berikutnya diisi Jokowi yang rutin mondar-mandir Jakarta-Solo. Ia menjalani tugas sebagai wali kota sambil blusukan di Jakarta. Berat badan Jokowi turun sampai 53 kilogram. Iriana khawatir.

Dalam Jokowi, Spirit Bantaran Kali Anyar (2012), penulis Domuara Ambarita menggambarkan bagaimana setiap pagi Iriana menyiapkan minuman dengan campuran temulawak, kacang hijau, dan jahe bagi suaminya. Ini membuat Jokowi tetap bugar menjalani aktivitas hingga lewat tengah malam.

“Saya mendampingi selama kampanye di Jakarta. Sebagai istri, saya siap mendampingi dan menghadapi tantangan apa pun. Jalani saja, tidak ada rasa takut," kata Iriana.

"Saya hanya mendoakan dan memberi dukungan. Saya tidak masuk tim sukses,” tambah Iriana, yang mengirim pesan singkat kepada teman-teman semasa sekolah yang telah menetap di Jakarta.

Jokowi punya keyakinan bahwa ia akan memenangkan pemilihan kepala daerah. Keyakinannya terwujud. Bahkan kurang lebih dua tahun menjabat sebagai Gubernur Jakarta, berkat popularitasnya, ia dicalonkan oleh PDIP untuk mengikuti pemilihan presiden 2014.

Jokowi, yang disandingkan dengan Jusuf Kalla, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dengan perolehan suara 53,15 persen, pada sebuah pilpres yang berlangsung alot, dipenuhi gelombang kampanye hitam dan kabar hoaks.

Beberapa waktu sebelum pelantikan, Kompas TV mewawancarai pasangan ini. Iriana dalam balutan kemeja putih dan celana jeans tampak legowo. “Kita mengalir saja. Ngikutin,” katanya, menyiratkan kesiapannya mendampingi Jokowi.

Cerita tentang kekhawatiran akan perubahan kondisi keluarga, tak begitu terdengar lagi. Iriana merasa ketiga anaknya semakin terbiasa melihat kesibukan sang ayah dan mereka sudah makin dewasa. Ia pun lebih siap mendampingi Jokowi dalam menjalani tugas-tugas baru sebagai kepala negara.

“Saya selalu mendukung apa yang dilakukan Bapak. Saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan Bapak,” kata Iriana. Pada Tempo, wanita yang lahir pada 1 Oktober 1963 ini berkata bahwa ia tak kuasa mendeskripsikan perasaannya saat mengetahui Jokowi terpilih jadi presiden.

src="//mmc.tirto.id/image/2018/02/14/hl-valentine-07_ratio-9x16.jpg" width="859" height="1527" alt="Infografik HL Indepth Valentine" /

Pembawaan Tenang Iriana

Iriana menjaga kehangatan dengan terus menjalin komunikasi. Bila tidak sedang bersama, Iriana selalu meluangkan waktu untuk menelepon suami, misalnya sekadar mengingatkan untuk makan. "Istilahnya ada hati yang terkirim," katanya.

Iriana membatasi diri hanya menelepon satu kali dalam sehari. Ia tahu perannya sebagai istri, ibu dalam keluarga, dan ibu negara.

Perjalanan bersama lelaki yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama ini penuh dengan hal-hal di luar dugaan. Mulai dari pegawai perusahaan kertas di Aceh, pengusaha mebel di Solo, Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta, hingga presiden.

Iriana telah mendampingi Jokowi selama 32 tahun. Kepada Kompas TV, Jokowi berkata cinta di antara mereka tak perlu dipertanyakan lagi. Rasa tertarik itu muncul sejak pertemuan pertama.

Saat itu Jokowi masih menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Iriana masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Ia berkawan dengan adik perempuan Jokowi.

“Dia terlihat pintar dan masa depannya jelas. Wes iki cocok dadi bojoku,” kata Iriana, yang mengaku ia jatuh hati dengan kumis Jokowi. Jokowi menimpalinya dengan candaan yang mengungkap ia menyukai Iriana lantaran tampak ndeso. Perkataan itu dibalas lagi dengan candaan oleh Iriana. Pasangan ini berpacaran selama empat tahun. Iriana menikah pada usia 23 tahun.

“Iriana betul-betul hanya tampil seperlunya, berkomentar seperlunya, dan tidak mencampuri pemikiran saya. Dukungan terbesar dia menciptakan situasi tenang untuk saya berpikir dan bekerja dengan jernih,” ungkap Jokowi.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Humaniora
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Ivan Aulia Ahsan
-->