Menuju konten utama

Parade Gedung Pencakar Langit

Gedung pencakar langit tertinggi di Indonesia khususnya Jakarta masih berkutat di angka sekitar 200 meter atau belum masuk kategori supertall di atas 300 meter. Kota-kota besar lain juga demikian. Kota Medan, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Makassar, bahkan tak semuanya punya gedung pencakar langit yang tingginya minimal 150 meter.

Parade Gedung Pencakar Langit
Pembangunan infrastruktur, sinyal pertumbuhan ekonomi indonesia. tirto/andrey gromico

tirto.id - Setahun sebelum krisis moneter menghantam Indonesia, Jakarta tercatat sebagai salah satu kota yang memiliki gedung pencakar langit. Gedung setinggi 262 meter yang kini dikenal sebagai Wisma 46 itu bertahan selama 20 tahun tanpa pesaing sebagai yang tertinggi di Indonesia.

Rekor itu akhirnya runtuh oleh Gama Tower, yang selesai dibangun tahun ini. Gama Tower memiliki tinggi 289 meter dengan 63 lantai. Gedung ini awalnya sempat dikabarkan menjadi supertall pertama di Indonesia dengan ketinggian di atas 300 meter. Namun, ternyata tidak terealisasi.

Skyscrapercenter.com mencatat ada 73 gedung dengan tinggi di atas 150 meter berdiri di Indonesia, termasuk 30 gedung yang tingginya di atas 200 meter, mayoritas di Jakarta, Surabaya, dan Tangerang. Gedung pencakar langit di atas 150 meter di Indonesia memang masih akan terus bertumbuh, di kota-kota besar utama.

Setidaknya ada 6 kota besar di Indonesia yang mulai punya “hutan beton", tapi tak semuanya punya gedung pencakar langit. Hanya Jakarta dan Surabaya yang berhasil membangun gedung setinggi di atas 150 meter. Empat kota lainnya hanya mampu membangun gedung tinggi dalam hitungan puluhan meter saja. Semarang misalnya, gedung tertinggi di kota ini hanya 97 meter yaitu Star Hotel. Yogyakarta malah lebih rendah lagi, gedung tertinggi di kota pelajar ini hanya 60 meter yaitu Alana Hotel dan Kondotel.

Kota Makassar di jantung Indonesia Timur, justru punya gedung lebih jangkung hingga 100 meter yaitu Royal Apartment I dan II. Pucuk hutan beton di Makassar memang masih kalah dengan Kota Bandung yang punya Apartemen Tamansari Panoramic I setinggi 120 meter.

Jakarta dan Surabaya paling unggul dari sisi jumlah gedung bertingkat maupun kapasitasnya. Jakarta punya 345 gedung bertingkat mencakup 118 gedung setinggi di atas 100 meter, 66 gedung di atas 150 meter, dan 28 gedung di atas 200 meter. Di Surabaya tercatat ada 77 gedung bertingkat yang mencakup 9 gedung dengan tinggi di atas 100 meter, 3 gedung di atas 150 meter, dan 2 gedung di atas 200 meter.

Gedung-gedung ini masih jauh dari kategori supertall apalagi megatall. The Council Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) mendefinisikan supertall sebagai gedung dengan ketinggian di atas 300 meter, sedangkan megatall di atas 600 meter. Kota-kota di Indonesia khususnya Jakarta sedang menuju proses pembangunan pesat gedung-gedung pencakar langit.

Tumbuh Pesat

The Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) mencatat Indonesia salah satu negara yang paling getol membangun gedung tinggi. Dalam laporan yang berjudul 2015 Year in Review: Record Completion Total, Indonesia mampu menyelesaikan 9 pembangunan gedung tinggi di atas 200 meter yang totalnya mencapai 1.998 meter, menjadikan Indonesia di peringkat kedua dunia.

Peringkat pertama diduduki Cina yang mampu membangun total gedung setinggi 15.347 meter untuk 62 proyek gedung tinggi. Selebihnya ada Uni Emirat Arab, Rusia, Korsel, Malaysia, Meksiko, Panama, dan AS. Setahun sebelumnya, Indonesia juga tercatat termasuk yang rajin membangun gedung tinggi. Pada 2014, Indonesia berada di peringkat ke-6 dengan menyelesaikan 3 gedung yang totalnya setinggi 712 meter. Peringkat pertama tetap dipegang Cina dengan 58 gedung dengan total tinggi 13.549 meter.

Menariknya, Jakarta justru yang paling getol membangun gedung tinggi di dunia pada tahun lalu. Pada 2015, Jakarta berhasil menyelesaikan 7 proyek gedung tinggi dengan total 1.588 meter atau rata-rata dengan tinggi di atas 200 meter. Jakarta mengalahkan pesatnya pembangunan gedung-gedung baru di kota-kota Cina.

Dalam daftar gedung-gedung yang masih tahap konstruksi, kota-kota di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya masih terus menggeliat. Khusus Jakarta, beberapa tahun ke depan era bangunan supertall akan segera tiba.

Hingga 2018-2019 setidaknya akan ada gedung-gedung pencakar langit supertall di Jakarta dengan ketinggian di atas 300 meter. Gedung-gedung itu antara lain Icon Tower 1 setinggi 350 meter, Thamrin Nine Tower 1 setinggi 333,5 meter, Indonesia-1 North dan South Tower masing-masing 303 meter.

Surabaya juga akan menambah pencakar langit baru hingga 2017-2018, antara lain One Icon Residence 198 meter, Elitz Tower dan Luxe Tower masing-masing 192 meter, Caspian Tower 174 meter, dan Pakuwon Tower 171,7 meter. Kota Medan rupanya tak mau ketinggalan, dua gedung pencakar langit kembar yaitu The Menhattan Tower I dan II akan berdiri 150 meter yang kini sedang masa konstruksi. Sayangnya kota-kota lain tak ada tanda-tanda akan membangun gedung pencakar langit seperti Jakarta dan Surabaya.

Kenapa tak semua kota di Indonesia punya pencakar langit? Persoalannya, membangun gedung bertingkat bukan hanya berapa tinggi gedung yang dibangun. Namun banyak pertimbangan, seperti aspek bisnis antaralain tingkat keterisian atau okupansi ruang dan pertimbangan biaya konstruksi.

“Jika gedung dibangun terlalu tinggi, biaya konstruksinya menjadi lebih mahal, ini membuat harga sewa juga lebih mahal,” kata Luís M. A. Bettencourt dari Santa Fe Institute yang meneliti hubungan pembangunan gedung pencakar langit dengan sebuah kota dikutip dari citylab.com.

Meski mahal, tetapi kehadiran gedung tinggi penting di tengah lahan yang semakin sempit, sementara permintaan terhadap ruang kantor dan hunian semakin banyak. Itu yang terjadi di Jakarta dan Surabaya yang merupakan jantung utama pusat bisnis di Indonesia.

Baca juga artikel terkait EKONOMI atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti