Menuju konten utama

Panglima TNI Minta Masyarakat Jangan Mudah Diadu Domba

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meminta masyarakat untuk mewaspadai benih-benih yang memicu perpecahan antarumat beragama dengan cara mengadu domba.

Panglima TNI Minta Masyarakat Jangan Mudah Diadu Domba
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kiri) dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meminta masyarakat untuk mewaspadai benih-benih yang saat ini sudah mulai muncul untuk memicu perpecahan antarumat beragama dengan cara mengadu domba.

"Jangan sampai ada pertikaian dan konflik antaragama yang dapat merusak, menghancurkan bangsa dan negara. Jangan sampai itu terjadi," kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ketika menggelar "Simakrama" (temu rasa) Kebangsaan Parisadha Hindu Dharma di Taman Bhagawan, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat (4/8/2017) malam.

Dalam temu rasa dengan tema "Wawasan Kebangsaan" yang dihadiri ribuan tokoh agama dan masyarakat itu, Jenderal Gatot meminta masyarakat untuk ikut meredam potensi konflik dan tidak membiarkan benih-benih perpecahan tersebut muncul.

Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, ia mengingatkan masyarakat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI.

"Itulah yang harus tetap dijaga dan dibina. Kuncinya adalah Pancasila sebagai dasar negara sekaligus ideologi bangsa Indonesia, karena Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang sudah disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan," ucapnya, seperti diberitakan Antara.

Panglima TNI mengatakan Presiden Pertama RI Soekarno pernah mengingatkan bahwa NKRI yang berideologi Pancasila merupakan milik bangsa Indonesia bukan milik satu golongan, agama, atau suku.

Begitu juga Presiden Jokowi, kata dia, juga meminta agar Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kesempatan itu, Jenderal Gatot juga mengingatkan semangat nasionalisme tanpa melihat latar belakang dan sifat kedaerahan seperti yang dilakukan dari para pejuang, tokoh agama dan pemuda hingga lahir Sumpah Pemuda tahun 1928.

Dalam waktu 17 tahun setelah ikrar itu lahir, ucap dia, kemerdekaan Indonesia dapat direbut yang ditandai proklamasi kemerdekaan RI yang disampaikan proklamator Bung Karno dan Bung Hatta, 17 Agustus 1945.

"Bangsa ini bergotong royong, dipelopori oleh para pahlawan, ulama dan rakyat sehingga dapat merebut kemerdekaan dengan senjata apa adanya," ucap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Baca juga artikel terkait PANGLIMA TNI atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri