Menuju konten utama

Panduan Aman Puasa untuk Ibu Hamil Trimester 1, Simak Aturannya

Apakah ibu hamil trimester 1 boleh puasa? Simak penjelasan dokter dan hasil riset tentang panduan aman puasa untuk ibu hamil trimester 1 berikut ini!

Panduan Aman Puasa untuk Ibu Hamil Trimester 1, Simak Aturannya
Ilustrasi ibu hamil muda. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Puasa bagi ibu hamil muda perlu didasari pertimbangan matang. Puasa untuk ibu hamil trimester 1 sebaiknya juga dilaksanakan sesuai anjuran dokter.

Trimester pertama (trimester 1) adalah masa awal kehamilan, yang biasanya berlangsung dari minggu awal hingga ke-12 kehamilan. Selama trimester 1, janin berkembang dari sel telur yang dibuahi menjadi embrio yang berkembang pesat.

Selama 12 pekan pertama kehamilan, ibu hamil trimester 1 perlu menjaga asupan nutrisi agar tumbuh kembang janin tidak terhambat. Maka dari itu, ibu hamil trimester 1 penting mengikuti panduan aman puasa Ramadhan dari dokter, jika hendak menjalankannya.

Bolehkah Ibu Hamil Trisemester 1 Puasa?

Pada dasarnya, ibu hamil boleh puasa. Sebagian dokter bahkan berpendapat ada manfaat puasa bagi ibu hamil. Hanya saja, saat berpuasa, ibu hamil harus memperhatikan kondisi kesehatan diri dan janinnya sekaligus memastikan kecukupan asupan nutrisi.

Melalui makalahnya dalam seminar "Puasa pada Ibu Hamil" di RSIA Limijati Bandung pada tahun 2011, ahli kehamilan dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Dr. Tono Djuwantono, dr., SpOG (K), M.Kes menjelaskan banyak bukti menunjukkan ibu hamil boleh berpuasa di bulan Ramadhan.

Namun, tidak semua ibu hamil diperkenankan untuk menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan. Ibu hamil dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan syarat utama tidak memiliki masalah kesehatan terkait kehamilan ataupun kesehatan tubuhnya. Selain itu, ibu hamil tidak sedang menerima pengobatan tertentu.

Artinya, ibu harus berada dalam kondisi yang benar-benar sehat agar dapat menjalankan ibadah puasa. Sebelum memutuskan berpuasa, ibu hamil perlu berkonsultasi dulu dengan dokter. Ibu hamil perlu mengetahui faktor risiko jika berpuasa dan cara yang paling aman untuk menjalankan ibadah pada bulan Ramadhan tersebut.

Lantas, apakah ibu hamil trimester 1 boleh puasa? Ada beberapa pendapat dokter tentang hal ini. Beberapa studi ilmiah juga sudah dilakukan untuk mengukur keamanan puasa ibu hamil trimester 1. Berikut penjelasan tentang puasa untuk ibu hamil trimester 1:

1. Puasa saat hamil trimester 1 menurut dokter

Sebagian dokter kandungan tidak menyarankan puasa bagi ibu hamil muda (trimester 1). Dalam keterangannya kepada Antara (2021), dokter spesialis kandungan Semen Padang Hospital,dr. Madona Utami Dewi Sp.OG menyarankan ibu hamil berpuasa saat kehamilan telah memasuki usia trimester 2 (14-28 minggu).

Dia menjelaskan, pada trimester 1, tubuh ibu hamil belum beradaptasi dengan baik. Oleh sebab itu, tidak sedikit kasus ibu hamil trimester 1 mengalami mual dan muntah sehingga memicu dehidrasi dan kurang gizi. Jika dibarengi puasa, kondisi seperti itu tentu berisiko.

Masa trimester 1 juga sangat penting bagi pertumbuhan awal janin. Menurut Madona, hal ini karena pada kehamilan trimester 1, janin mulai membentuk organ-organ utamanya.

Beberapa organ janin yang mulai terbentuk pada trimester 1 adalah otak, sistem syaraf, jantung, pembuluh darah, paru, saluran pencernaan, ginjal, hingga panca indera. Kondisi ini tentunya sangat memerlukan nutrisi dan vitamin yang sesuai kebutuhan ibu hamil.

Seturut penjelasan dokter yang sama, ibu hamil trimester 2 lebih siap berpuasa karena umumnya sudah beradaptasi dengan kondisi kehamilan dan memiliki hormon estrogen dan progesterone lebih seimbang. Memasuki kehamilan trimester 2, ibu hamil biasanya sudah tidak lagi mengalami gejala mual dan muntah sehingga fisiknya lebih kuat.

Sekalipun demikian, apabila ingin dan memang sanggup, menurut dr. Madona, ibu hamil trimester 1 boleh puasa. Dia mengimbau agar ibu hamil trimester 1 berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya benar-benar aman untuk puasa.

Situs resmi American Hospital Dubai, salah satu rumah sakit swasta terbaik di Uni Emirat Arab, memberikan rekomendasi yang mirip. Ibu hamil trimester 1 tidak disarankan untuk puasa Ramadhan jika mengalami mual, muntah, sembelit, dan tekanan darah rendah.

"Jika gejala-gejala tersebut tidak ada, Anda dapat berpuasa. Namun, perhatikan tanda-tanda yang tidak normal dan diskusikan dengan dokter Anda terkait rencana diet serta pembatasan kalori [saat puasa]," demikian penjelasan di situs RS itu, ahdubai.com.

Selama masa kehamilan, masih menurut sumber tadi, ibu hamil mesti menghindari puasa jika mengalami komplikasi, seperti diabetes, tekanan darah rendah/tinggi, infeksi ginjal dan kandung kemih, atau masalah medis lain yang memicu risiko serius.

2. Puasa saat hamil trimester 1 menurut riset ilmiah

Meski tidak banyak, beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji keamanan puasa bagi ibu hamil muda atau puasa saat hamil trimester 1. Salah satunya penelitian tim ahli kesehatan Iran bertajuk "The Effect of Ramadan Fasting on Outcome of Pregnancy" dalam Iranian Journal of Pediatric (2010).

Salah satu temuan dalam penelitian itu, ada risiko 1,5 kali lipat bayi memiliki berat badan lahir rendah ketika ibu puasa pada trimester 1 dibandingkan yang tidak berpuasa.

Namun, studi yang sama juga menyimpulkan, pada ibu hamil sehat dengan nutrisi yang tepat, janinnya tidak terdampak negatif oleh aktivitas puasa. Tidak ada kelainan bawaan yang diamati pada ibu berpuasa dalam riset ini.

Penelitian lain dilakukan oleh ahli kesehatan dari Universitas Johannes Gutenberg Mainz (Jerman). Laporan riset mereka bertajuk "Ramadan during pregnancy and neonatal health—Fasting, dietary composition and sleep patterns" dimuat dalam Jurnal sains terkemuka dunia, PLOS ONE (2023).

Riset itu mencakup hasil survei terhadap 326 ibu muslimah yang hamil dan melahirkan bayi di kota Mainz, Jerman. Dalam survei, partisipan melaporkan tentang aktivitas puasa, komposisi makanan, hingga jadwal tidur saat hamil selama bulan Ramadhan.

Hasilnya, ditemukan ada keterkaitan antara puasa selama kehamilan dengan penurunan berat badan lahir bayi. Hal ini terutama terjadi pada ibu yang berpuasa selama trimester pertama.

Kabar baiknya, penelitian tersebut menemukan bahwa pilihan makanan yang tepat dapat memoderasi dampak puasa ibu hamil pada kesehatan bayi baru lahir. Salah satu temuan yang menarik di studi ini adalah dampak negatif bisa hilang jika asupan lemak harian di luar jam puasa ditingkatkan.

Maka dari itu, para ahli dari Jerman tadi menyatakan penelitian lanjutan diperlukan untuk menilai peran nutrisi (makro) dan kelompok makanan tertentu pada ibu hamil yang puasa selama bulan Ramadan.

Dalam penjelasannya yang dilansir Antara (2022), seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr. Muhammad Fadli, SpOG juga mengatakan ada studi ilmiah yang menemukan hubungan puasa saat hamil trimester 1 dengan risiko bayi terlahir kecil.

"Di ibu hamil sehat dengan nutrisi tercukupi, puasa tidak berdampak dalam pertumbuhan janin atau waktu taksiran persalinan. Namun, ada risiko 1,5 kali lipat untuk bayi terlahir kecil apabila berpuasa di trimester pertama," terang dokter Fadli.

"Trimester pertama di bawah usia kehamilan 14 minggu dan biasanya keluhannya tidak begitu nyaman, rasa mual dan muntah," dia menambahkan.

3. Puasa saat hamil menurut Islam

Dalam syariat Islam, ibu hamil boleh tidak puasa Ramadhan, tetapi harus menggantinya dengan qadha puasa beserta fidyah. Mengenai ganti puasa ibu hamil ini, ada 2 ketentuan yang berlaku menurut Mazhab Syafii, yakni:

  1. Jika ibu hamil tidak puasa karena khawatir akan kondisi kesehatan dirinya, atau mengkahwatirkan kondisi fisik dan janinnya, ia hanya wajib mengganti puasa Ramadhan dengan qadha puasa.
  2. Jika ibu hamil tidak puasa karena hanya khawatir pada kondisi janin atau kandungannya, ia wajib mengganti puasa Ramadhan dengan membayar fidyah sekaligus qadha puasa.

Di sisi lain, seturut pendapat mayoritas ulama, terdapat 3 hukum yang bisa berlaku untuk puasa ibu hamil, yaitu:

  1. Ibu hamil makruh berpuasa Ramadhan jika puasa berisiko menimbulkan bahaya terhadap dirinya.
  2. Ibu hamil haram berpuasa Ramadhan jika diduga berisiko bahaya berupa kehilangan nyawa atau fungsi tubuh tertentu.
  3. Ibu hamil wajib berpuasa jika kondisinya sehat atau sakitnya ringan (tidak bahaya).

Tips Aman Puasa Bagi Ibu Hamil Trimester 1

Ibu hamil trimester 1 boleh puasa, tetapi dianjurkan tidak memaksakan diri berpuasa jika mual dan muntah berlebihan, mengalami tekanan darah rendah/tinggi, dan punya kondisi masalah kesehatan serius lainnya.

Ibu hamil muda yang berpuasa juga penting untuk rutin bertemu dokter kandungan guna memastikan kondisi kesehatan diri dan janinnya benar-benar aman.

Melalui publikasi di laman resminya, Kementerian Kesehatan RI menyarankan sejumlah tips aman puasa bagi ibu hamil muda (termasuk trimester 1) berikut ini:

  • Jangan melewatkan makan sahur.
  • Atur makan-minum proporsional di antara waktu berbuka sampai waktu sahur.
  • Pastikan mengonsumsi gizi seimbang.
  • Perbanyak protein hewani, cukup karbohidrat, lemak, buah, dan sayur.
  • Pastikan meminum tablet tambah darah.
  • Minum air putih 8-12 gelas di antara waktu buka dan sahur.
  • Saat berbuka mulai dengan porsi kecil.
  • Saat berbuka, hindari makanan yang mengandung gula terlalu tinggi.
  • Batasi konsumsi makanan tinggi garam dan kopi.
  • Istirahat cukup dan hindari aktivitas berlebihan.

Sementara itu, situs Tommy's, badan amal di Inggris untuk riset pencegahan komplikasi kehamilan, menyarankan ibu hamil yang menjalankan puasa agar istirahat lebih banyak.

Ibu hamil yang berpuasa di bulan Ramadan juga perlu mewaspadai tanda-tanda dehidrasi seperti urine berwarna gelap, pusing atau lemas, dan sakit kepala.

Ingatlah untuk mengonsumsi suplemen asam folat dan vitamin D. Jika merasa ada yang tidak beres, segera hubungi bidan atau dokter kandungan.

Ciri-ciri Ibu Hamil Tidak Boleh Puasa

Nasrudin Andi Mappaware dkk dalam laporan studinya berjudul Puasa pada Wanita Hamil dan Menyusui di UMI Medical Journal Vol.5 Issue:1 (Juni, 2020) memaparkan sejumlah ciri ciri ibu hamil tidak boleh puasa, sebagai berikut:

1. Mengalami penurunan tekanan darah

Menurunnya tekanan darah, apalagi sampai pingsan, pusing, atau hilangnya konsentrasi, merupakan tanda bahaya bagi ibu hamil. Maka itu, jika mengalami kondisi ini, ibu hamil trimester 1 sebaiknya meninggalkan puasa.

2. Muntah berkelanjutan

Muntah yang berkelanjutan, khususnya sampai ⅓ awal masa kehamilan juga termasuk kondisi berisiko untuk pusa bagi ibu hamil.

Muntah tersebut menyebabkan hilangnya cairan dan garam mineral, seperti sodium dan potassium. Hal ini sangat berpengaruh pada pencernaan dan hilangnya nafsu makan. Jika terus terjadi, ibu hamil bisa kekurangan nutrisi.

3. Menjalani pengobatan tertentu

Misalnya ialah meminum tablet yang bisa meningkatkan pembentukan kemih saat terjadi pembengkakan pada kedua kaki yang bukan disebabkan gejala keracunan kehamilan.

4. Mengalami pendarahan

Terjadinya perdarahan yang dirasakan pada saat kehamilan, baik ⅓ awal maupun ⅓ akhir dari masa kehamilan

5. Mengalami masalah kesehatan serius

Contohnya mengalami penyakit ginjal, jantung, diabetes, pembesaran kelenjar gondok, dan lain sebagainya saat sedang hamil.

6. Memiliki riwayat keguguran dan kelahiran prematur

Ada bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa tidak mengonsumsi makanan dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat terjadinya keguguran atau kelahiran prematur.

7. Mengalami keracunan kehamilan

Contohnya adalah mengalami peningkatan tekanan darah, penambahan berat badan, dan disertai pembengkakan kedua kaki. Kondisi itu sebagai akibat dari tertahannya cairan dan garam yang dibarengi dengan peningkatan kadar protein pada air seni.

Baca juga artikel terkait IBU HAMIL atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom