Menuju konten utama

Mutasi Perwira Polri Dinilai Masih Cerminkan Gaya Lama

Indonesia Police Watch menilai, mutasi perwira jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di era kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian belum mencerminkan semangat perubahan ke arah lebih baik, bahkan masih mencerminkan gaya lama.

Mutasi Perwira Polri Dinilai Masih Cerminkan Gaya Lama
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian (kiri) berjabat tangan dengan pejabat Kapolri sebelumnya Jenderal Polisi Badrodin Haiti (kanan) seusai acara pelantikan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7). Antara foto/Yudhi Mahatma.

tirto.id - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane mengatakan, mutasi perwira jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di era kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian belum mencerminkan semangat perubahan ke arah lebih baik. Neta menilai, mutasi yang dilakukan Tito masih mencerminkan gaya lama.

"Mutasi Jumat [22/7/2016] lalu belum menunjukkan perubahan yang signifikan, masih menunjukkan mutasi gaya lama dan tidak sesuai dengan semangat perubahan," tulis Neta dalam siaran pers, Minggu (24/7/2016).

Padahal, kata Neta, banyak pihak yang berharap Tito bisa segera membawa perubahan besar di Polri.

Menurut Neta, nama-nama perwira yang dimutasi dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1738/VII/2016 tertanggal 22 Juli 2016 itu masih dipengaruhi oleh kedekatan dengan pihak tertentu.

"Perwira-perwira terbaik yang tidak memiliki kedekatan dengan elit tetap dibiarkan terpuruk tanpa harapan hingga tiga atau empat tahun tanpa posisi yang jelas. Sementara masih ada perwira karena kedekatan dengan elit, baru dua bulan dimutasi lagi ke tempat yang 'lebih basah'," katanya.

Neta pun membandingkan pada era kepemimpinan Kapolri Jenderal (Purn) Timur Pradopo, jabatan strategis seperti Direskrimum atau Kapolresta, Kapolrestabes hanya boleh diisi perwira yang sudah lulus Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti).

"Tapi sekarang perwira yang belum ikut Sespimti bisa menjabat posisi tersebut. Sepertinya ada kemunduran dan sangat jauh dari semangat perubahan," katanya.

Karena itu, IPW berharap Kapolri Tito mencermati hal ini dengan mereformasi total jajaran Deputi SDM Polri agar sistem penilaian bagi perwira yang sudah dibangun Polri sejak 10 tahun lalu bisa berjalan efektif dan hanya perwira terbaik yang bisa menempati posisi strategis.

"Salah satu janji Kapolri dalam fit and proper test di hadapan DPR adalah mewujudkan pemberdayaan kualitas SDM Polri yang profesional, kompeten serta menjunjung tinggi HAM. Janji ini yang ditunggu publik dan harus segera diwujudkan Tito. Jika proses mutasinya belum menunjukkan perubahan yang signifikan tentunya harapan itu akan sulit terwujud," ujarnya.

Baca juga artikel terkait HUKUM

tirto.id - Hukum
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz