tirto.id - Waktu Benito Mussolini alias Il Duce dirontokkan dari kursi Perdana Menteri Italia dan jadi tahanan atas perintah Raja Vitor Immanuel III, Führer Adolf Hitler tak tinggal diam. Membebaskan kolega fasisnya itu jadi keharusan dan mesti disegerakan.
Beberapa perwira muda dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Schutzstaffel (SS) disodorkan kepada Hitler untuk dipilih memimpin tim penyelamat Musolini. Ada 6 perwira yang dikumpulkan.
“Siapa di antara kamu yang mengenal Italia?” tanya Hitler.
Semua orang terdiam beberapa detik. Seorang perwira yang pangkatnya paling rendah lalu bilang, “Aku pernah bepergian ke Napoli dua kali sendirian dengan sepeda motor.”
Hitler lalu memberi pertanyaan berikutnya, yang dijawab biasa saja oleh perwira lain. Si perwira ini malah mengaku orang Austria seperti Hitler. Namun, Hitler yang dipengaruhi intuisinya sendiri dengan kalem bilang, “Aku mau bicara dengan Kapten Skorzeny. Perwira lain boleh undur diri!”
Seperti ditulis dalam autobiografinya, My Commando Operation (1995), Otto Skorzeny ingat waktu itu menunjukkan pukul 10.30 malam 26 Juli 1934. Pada Skorzeny, Hitler menjelaskan bahwa Mussolini ditangkap oleh rajanya. Il Duce bukan cuma sekutu Hitler, dia juga kawan (hlm. 229).
“Kita harus temukan di mana Duce ditahan dan membebaskannya. Misi ini aku berikan padamu, Skorzeny. Dan aku memilihmu karena aku yakin kamu akan berhasil dengan operasi ini,” kata Der Führer.
Dalam misi rahasia ini, Skorzeny ditempatkan bersama Angkatan Udara, di bawah komando Panglima Pasukan Penerjun Jenderal Kurt Student. Setelah diberi pengarahan dari Hitler untuk secepatnya menemukan dan mencari Mussolini, Skorzeny yang lapar menyempatkan diri minum teh.
“Hitler tahu aku tidak lebih baik daripada lima perwira lain,” kata Skorzeny (hlm. 231).
Skorzeny ingat, dua kali Hitler bilang, “Karena aku yakin kamu akan berhasil.” Setelahnya, Skorzeny berbicara dengan Student tentang rencana misi.
Skorzeny memberi perintah pada ajudannya, Letnan Karl Radl, lewat telepon untuk menyiapkan 30 orang serdadu relawan dan perwira terbaik. “Pakaikan mereka seragam penerjun!” perintah Skorzeny.
Skorzeny Berhasil Membebaskan Mussolini
Pasukan yang diperlukan itu berangkat pukul 06.00 tanggal 28 Juli 1943 dari pangkalan udara Staaken. Tujuan mereka dirahasiakan. Sehari sebelumnya, Skorzeny sudah di Roma bersama Student.
Butuh waktu satu setengah bulan untuk tahu di mana Mussolini berada. Akhirnya diketahui, Il Duce berada di Campo Imperatore, dataran tinggi Gran Sasso. Pengintaian udara pun dilakukan atas perintah Student.
Pasukan yang dipimpin Skorzeny telah siap dalam seragam penerjun. Pembebasan direncanakan pada 12 September 1943 pukul 02.00 siang. Dalam rencana tersebut, Mayor Harald Mors dan pasukannya akan mengamankan daerah sekitar lembah. Sementara Skorzeny akan memimpin langsung di Campo Imperatore.
Pasukan-pasukan yang terlibat operasi pembebasan itu diangkut 12 glider (pesawat tanpa mesin) tipe DFS-230. Selaku pemimpin operasi, Skorzeny berada di glider ke-3 bersama 8 orang lainnya, termasuk seorang jenderal dari Carabinieri (polisi khusus) bernama Soleti. Rupanya tak semua orang Italia suka dengan ditangkapnya Mussolini oleh raja. Beberapa saat sebelum berangkat, Student memberi arahan.
“Gentlemen, kalian akan segera lepas landas dalam misi yang luar biasa […] operasi ini akan dianggap unik dalam sejarah militer. Bukan hanya karena kalian memiliki kesulitan teknis tinggi untuk diatasi, tapi karena operasi ini punya pengaruh politik yang cukup penting,” ujar Student seperti diingat Skorzeny (hlm. 263).
Glider-glider itu lalu diarahkan menuju sasaran. Skorzeny dan pasukannya mendarat dengan selamat dan bergerak cepat ke Campo Imperatore, bangunan yang sebetulnya adalah sebuah hotel. Pasukan Carabinieri bersenjata lengkap menjaga tempat itu.
Ketika Skorzeny berlari, tiba-tiba terlihat sekilas orang yang cirinya seperti Mussolini di lantai dua gedung tersebut. Skorzeny yakin orang itu adalah Mussolini. Kepada Il Duce, Skorzeny berteriak kencang: "Duce, menjauh dari jendela!"
Skorzeny dan orang-orangnya berusaha masuk. Terlihat oleh mereka dua senapan mesin di pintu utama gedung. Para penjaga bersenjata senapan mesin itu lalu dilumpuhkan. Mereka diperintahkan angkat tangan. Skorzeny lalu naik ke lantai dua mendatangi Mussolini.
Selain Mussolini, ada dua perwira Italia dan seorang sipil yang ditahan. Letnan Schwerdt memerintahkan mereka menghadap tembok. Il Duce pun berada di tangan Skorzeny dan pasukannya yang tersebar di Campo Imperatore itu.
Semua berjalan cepat ala operasi pasukan khusus. Dari jendela terlihat oleh Skorzeny glider yang mendaratkan rombongan Letnan Radl. Skorzeny akhirnya mendekati Mussolini dan bilang, “Duce, Führer memberi aku perintah untuk membebaskanmu.” Mussolini pun menjabat tangan dan memeluk Skorzeny yang bertubuh besar dengan tinggi 192 cm itu.
“Aku tahu kawanku Adolf Hitler tidak akan membiarkanku dalam kesulitan,” kata Mussolini.
Saat itu adalah momen penting dalam hidup Skorzeny. Setelahnya, sebotol anggur merah beserta gelasnya dibawakan kepada Skorzeny. Setelah anggur dituang, si kolonel yang membawakan untuk Skorzeny itu angkat gelas dan bilang: “Kepada kemenangan.”
Nasib Skorzeny Setelah Perang
Mussolini lalu diterbangkan bersama Skorzeny menuju Jerman. Untuk beberapa saat, Mussolini aman sebelum kemudian tertangkap lagi hingga dieksekusi pada 28 April 1945.
Aksi pembebasan Mussolini bikin Skorzeny dapat penghargaan. Bintangnya sebagai perwira bersinar, meski tidak sampai jadi jenderal. Setelah perang selesai, Skorzeny sempat ditahan pasukan Sekutu dan jadi saksi dalam pengadilan di Nuremberg, sebuah persidangan terkenal antara 1945 dan 1946 oleh pihak sekutu terhadap 22 penjahat perang dari lingkaran elite Nazi. Pada 27 Juli 1948, Skorzeny kabur dari tahanan.
Laki-laki yang wajahnya bercodet karena duel pedang di kala mudanya ini, menurut Alan Axelrod dalam Mercenaries: A Guide to Private Armies and Private Military Companies (2013), lalu dipekerjakan CIA untuk menjadi penasihat militer Jenderal Mohammad Naguib di Mesir. Dia juga ikut melatih pasukan Komando Arab dan pengungsi Palestina—yang bermusuhan dengan Israel yang Yahudi. Pernah juga Skorzeny jadi pengawal ibu negara Argentina, Evita Peron.
Skorzeny yang tutup usia di Madrid pada 5 Juli 1975 ini memang fasis sejak muda. Ia masuk NAZI pada 1931. Skorzeny pernah mencoba jadi pilot pada 1939, tetapi tak diterima.
“Terlalu tua untuk terbang. Tapi saya tidak sedikit pun berniat melewati perang dalam posisi rendahan di kantor. Saya mendaftar ke Waffen-SS. Saya salah satu dari hanya 10 orang yang diterima dari 100 pelamar setelah tes fisik dan kesehatan,” ujar Skorzeny.
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Ivan Aulia Ahsan