tirto.id - Baku tembak antara pasukan Filipina dengan Abu Sayyaf di Provinsi Bohol menewaskan sedikitnya 8 orang, 3 dari militer dan 5 dari kelompok militan.
"Kami telah menerima laporan bahwa lima dari militan tewas dan kami juga menyita empat senjata api berat milik mereka," kata juru bicara militer Kolonel Edgard Arevalo seperti dikutip Antara.
"Tapi sayangnya kami juga kehilangan tiga anggota militer sementara dua lainnya terluka," kata Arevalo menambahkan.
Pasukan keamanan melancarkan operasi setelah menerima laporan intelijen bahwa 10 orang bersenjata berat terlihat menaiki tiga kapal di sepanjang sungai dari Sitio Ilaya di Kota Inabanga, kata kepala Angkatan Bersenjata Jenderal Eduardo Ano.
Pejabat militer Filipina pada Selasa (11/4) menyampaikan, baku tembak terjadi beberapa hari setelah negara-negara Barat mengeluarkan peringatan perjalanan ke Filipina. Sebelumnya Kedutaan Amerika Serikat dan Kanada di Manila memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Visayas Tengah, yang mencakup Cebu dan Bohol karena alasan keamanan. Amerika dan Kanada menduga kelompok militan akan berusaha melakukan penculikan selama Pekan Suci berlangsung di negara mayoritas Katolik tersebut.
Cebu dan Bohol merupakan dua tujuan wisata paling populer di Filipina, jauh dari pulau pertahanan Abu Sayyaf. Namun selama ini Abu Sayyaf dikenal sering melakukan pemerasan, pembajakan, dan penculikan untuk meminta tebusan. Kelompok ini juga disebut berafiliasi dengan ISIS, dan sampai saat ini Abu Sayyaf menawan lebih dari dua lusin orang di Pulau Jolo. Diduga kedatangan mereka di Bohol adalah untuk melakukan aksi penculikan terhadap warga negara asing.
Awal bulan ini, pasukan pemerintah menewaskan lebih dari 10 gerilyawan Abu Sayyaf dalam upaya untuk membebaskan tawanan Vietnam.
Sementara, Abu Sayyaf, awal tahun ini memenggal seorang sandera asal Jerman, dan dua tawanan Kanada mengalami nasib serupa tahun lalu. Mereka dieksekusi ketika tenggat waktu untuk membayar uang tebusan berakhir.
Presiden Rodrigo Duterte mengatakan teroris ISIS sedang mencoba menancapkan pengaruhnya di Filipina bagian selatan yang tengah bergolak, sebuah wilayah yang miskin, terbelakang dan penuh dengan pemberontakan.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH