tirto.id - Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri (Menlu) mengatakan pihaknya telah menghubungi pemerintah Filipina pada Minggu (31/7/2016) guna memantau perkembangan serta kondisi sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina selatan.
"Komunikasi terus dilakukan untuk memantau dan membebaskan sandera kita," kata Retno di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (1/8/2016).
Selain itu, Retno mengatakan bahwa pihaknya juga terus berkomunikasi dengan keluarga para sandera untuk menginformasikan keadaan mereka.
Menlu menjelaskan menurut keterangan yang diperoleh, para sandera berada dalam kondisi sehat.
"Jika ada perkembangan akan kita infokan karena itu protap yang kita miliki. Komunikasi terus kita lakukan," jelas Retno.
Sementara itu, Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto meminta kepada masyarakat agar memberinya waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Tapi biarlah saya bekerja, izinkan saya bekerja semaksimal mungkin untuk Bapak Presiden, menyelesaikan misi yang cukup berat," kata Wiranto.
Sebelumnya, tujuh kru kapal tunda Charles diketahui telah disandera kelompok bersenjata di selatan Filipina sejak 22 Juni 2016.
Ketujuh ABK WNI tersebut bernama Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), dan Robin Piter (juru mudi).
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto