tirto.id - Usai peresmian Kartu Kartini, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani menyinggung kabar soal peresmian Gedung Baru ‘Radjiman Wedyodiningrat’ di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak (LTO) Sudirman, Jakarta. Peresmian Gedung Baru LTO Sudirman dilakukan sebelum tiba di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada Jumat malam (31/3/2017).
“Tadi sore kami baru meresmikan Gedung LTO baru bernama [Radjiman] Wedyodiningrat. Gedung tersebut kami harapkan agar perpajakan bisa diatur oleh hukum. Semoga gedung ini memberi kebaikan bagi semua,” kata Menteri Keuangan di Gedung DJP.
Perlu diketahui, Gedung Radjiman Wedyodiningrat berdiri di lahan 4.158 meter 2 dengan 20 lantai di dalamnya. Kantor ini sendiri terdiri dari enam kantor pelayanan pajak yang terdiri dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar 1 hingga 4, KPP Perusahaan Masuk Bursa, dan KPP Pratama Kebayoran Baru I.
Mengenai anggarannya, gedung ini menelan biaya sebanyak Rp252 miliar. Tanah Gedung Radjiman Wedyodiningrat yang semula bernama Gedung Pajak Sudirman ini berdiri di atas tanah negara. Pembangunan pertama kali dilakukan oleh Kementrian Keuangan di tahun 1973 dengan Gedung Dua lantai untuk KPP Perusahaan Masuk Bursa dan KPP Pratama Kebayoran I.
Di tahun 2009, Kementerian Keuangan mengadakan rapat terbatas untuk membahas relokasi KPP Wajib Pajak Besar Pribadi. Maka, putusan Ditjen Pajak memindahkannya ke jalur alteri Jakarta. Mematangkan rencana ini menjadi sebuah tahapan eksekusi proyek ini dimulai pada 2009-2010. Barulah ditahun sesudahnya gedung ini dalam proses pembangunan dan sampai awal 2015 rampung dibangun.
Terkait bentuknya, bangunan ini mengutamakan konsep modern dengan bentuk dua tabung yang di bawahnya ditopang oleh kubus. Mengenai bentuk gedung ini sendiri mengandung filosofi tabung tersebut adalah bentuk uang kertas yang tergulung, sedangkan kubus dianalogikan sebagai uang kertas yang ditumpuk.
Pascakonferensi pers Sri Mulyani berharap ke depannya Gedung Radjiman dapat mengutamakan konsep sang tokoh pendiri Organisasi Boedi Oetomo dan pionir dari Gerakan BPUPKI. Radjiman sendiri dikenal sebagai dokter pertama yang pernah mengusir penyakit pes di Indonesia. Mengingat banyaknya jasa-jasa salah satu pelopor dari Ngawi itulah Gedung LTO Sudirman ini lantas sangat pantas dinamakan Radjiman Wedyodiningrat.
“Saya rasa beliau pelopor dan pendiri bangsa sehingga di gedung baru yang tadi saya resmikan bisa dijadikan pelopor masyarakat wajib membayar pajak tepat waktu dan tanpa tunggakan,” kata Sri Mulyani.
Penulis: Dimeitry Marilyn
Editor: Yuliana Ratnasari