Menuju konten utama

Menilik Masjid Longgang dan Potret Keberagaman di Kota Taoyuan

Masjid Longgang bersebelahan dengan Gereja Kristen. Bahkan, seorang pendetanya tinggal di komplek masjid.

Menilik Masjid Longgang dan Potret Keberagaman di Kota Taoyuan
Masjid Longgang atau Masjid Lungkang di Distrik Zhongli, Kota Taoyuan, Taiwan. tirto.id/: Abdul Aziz

tirto.id - Cuaca cukup bersahabat saat kami menginjakkan kaki di Kota Taoyuan pada Selasa (11/2/2025). Saat itu, kami berencana mengunjungi sejumlah tempat di Kampung Tentara yang dikenal sebagai wilayah multikultural tersebut. Salah satu tempat yang akan dikunjungi adalah Masjid Longgang atau Masjid Lungkang.

Masjid ini terletak di kota kecil Zhongli, Wilayah Taoyuan, dibuka pada 1964. Seperti dilansir laman taiwantourism.id, sumbangan terbesar untuk tanah dan bangunan berasal dari Perhimpunan Muslim Tiongkok, dengan tambahan dana dari Arab Saudi.

Proyek pembangunan masjid ini awalnya adalah untuk melayani pasukan Kuomintang –tentara Partai Nasionalis dalam perang saudara di Cina-- yang dipulangkan dari Myanmar pada 1950-an. Para tentara ini kebanyakan adalah muslim. Lambat laun mereka beranak pinak dan tinggal di daerah ini.

Menariknya, masjid ini bersebelahan dengan Gereja Kristen. Bahkan, seorang pendeta dari gereja ini tinggal di komplek Masjid Longgang tersebut. “Dia sudah tinggal di komplek masjid ini 30 hingga 40 tahun,” kata Robbin Choun, pemandu wisata di Kampung Tentara ini.

Robbin yang juga merupakan keturunan veteran tentara nasionalis ini, menjelaskan alasan pendeta tersebut bisa tinggal di komplek masjid ini. Menurut dia, masjid dan gereja berdampingan sudah puluhan tahun serta mereka saling menghormati.

“Di sebelah masjid ini adalah sebuah gereja. Jadi pendetanya tinggal di sini. Jadi hanya dibatasi dinding ini saja,” kata Robbin sembari menunjukkan bangunan yang berdempetan tersebut.

Komplek Gereja Kristen

Komplek Gereja Kristen bersebelahan dengan Masjid Longgang di Zhongli, Kota Taoyuan. tirto.id/ Abdul Aziz

Islam memang menjadi agama minoritas di Taiwan. Berdasarkan data "2023 Report on International Religious Freedom: Taiwan” mayoritas penduduk Taiwan beragama Budha dan Tao. Sementara yang menganut agama Islam tidak sampai satu persen. Jumlahnya sekitar 60 ribuan.

Hal senada diungkapkan Pengurus Masjid Longgang, Mr. Ma. Ia mengakui sebagai minoritas di Taiwan, umat Islam sangat menghormati mereka yang beragama lain. Salah satunya tercermin dari suara azan yang hanya bisa didengar di lingkungan masjid.

“Di sini [Distrik Zhongli] termasuk minoritas, di pinggir-pinggir masjid bukan juga orang muslim, jadi toanya hanya untuk di dalam masjid ini saja,” kata Mr. Ma saat ditemui di halaman Masjid Longgang, Kota Taoyuan, Selasa (11/2/2025).

Di sisi lain, Mr. Ma juga sangat antusias ketika ditanya terkait kaum muslim di Taiwan, khususnya di Kampung Tentara ini. Ia mengatakan, banyak orang Indonesia, baik pelajar, tenaga kerja, hingga mereka yang menikah dengan warga lokal berkunjung ke masjid ini untuk salat.

“Biasanya saya menjelaskan ke non-muslim yang datang ke sini, tapi hari ini yang datang adalah kebanyakan muslim, jadi sudah tahu,” kata dia sambil tersenyum.

Mr Ma

Pengurus Masjid Longgang, Mr. Ma, sedang menjelaskan aktivitas di masjid yang terletak di Kota Taoyuan. tirto.id/Abdul Aziz

Potret Kehidupan Minoritas Muslim Jelang Ramadhan

Sebagai minoritas, umat muslim di Taiwan tentu tidak seleluasa di Indonesia dalam menyambut Ramadhan dan Idulfitri 2025. Untungnya, Pemerintah Taiwan secara aktif mendukung kebebasan beragama di negara yang dikenal dengan Pulau Formosa tersebut.

Laporan kebebasan beragama Taiwan 2023 menyebutkan, konstitusi mengatur kebebasan beragama dan perlakuan yang sama menurut hukum semua agama, yang “tidak boleh dibatasi oleh hukum” kecuali jika diperlukan untuk alasan melindungi kebebasan orang lain, bahaya yang mengancam, ketertiban sosial, atau kesejahteraan masyarakat.

Kementerian Dalam Negeri Taiwan bahkan meningkatkan bagian yang mengawasi urusan agama ke tingkat departemen untuk memperluas yurisdiksinya atas isu-isu seperti kebijakan agama dan pekerjaan administrasi seremonial. Perubahan tersebut menunjukkan perhatian Taiwan terhadap kebebasan beragama.

Pemerintah juga memberikan edukasi kepada para majikan mengenai pentingnya pekerja migran menghadiri ibadah keagamaan. Maka tak heran, jika umat Islam di Taiwan bisa menjalankan ritual keagamaan meski hanya minoritas.

Momentum terdekat bagi penganut muslim Taiwan adalah Ramdhan dan Idulfitri 2025. Masjid Longgang yang berada di Distrik Zhongli telah bersiap diri untuk menyambut bulan suci yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat Islam.

Masjid yang berada di Kampung Tentara ini selama sebulan penuh bakal menyambut umat Islam dengan buka bersama serta salat berjamaah. “Selama Ramadhan sampai Idulfitri menyediakan makanan di sini,” kata Mr. Ma menjelaskan.

Menurut Mr. Ma, porsi buka puasa yang disediakan akan disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, pada hari biasa, Masjid Longgang akan menyediakan sekitar 100 boks. Akan tetapi, saat Sabtu dan Minggu serta tanggal merah di Taiwan, maka porsinya akan ditambah.

Sementara itu, bagi umat muslim yang berasal dari Pakistan, India, Indonesia dan negara lainnya, juga diperbolehkan masak makanan khas mereka. “Dia bisa pakai duit sendiri,” kata Mr. Ma menceritakan kebiasaan tiap Ramadhan di Masjid Longgang ini.

Di sisi lain, tradisi buka bersama ini rupanya juga menjadi perhatian para non-muslim di lingkungan masjid. Mereka awalnya mengira orang-orang yang sedang mengantre panjang seperti ular tersebut sedang meminta makanan.

Karena itu, kata Mr. Ma, pengurus masjid biasanya akan menjelaskan kepada warga sekitar yang non-muslim bila antrean tersebut bukan meminta-minta makakan, melainkan bagian dari budaya buka bersama.

“Kalau dulu, kan, disediakan meja, tapi karena pemborosan, maka sekarang pakai sistem baris seperti itu,” kata dia.

Mr. Ma menambahkan, selama Ramadhan, halaman masjid yang biasanya dipakai sebagai tempat parkir akan diubah menjadi lahan untuk menyediakan makanan berbuka. Sebab, banyak warga muslim sekitar yang ikut serta meramaikan buka puasa dengan menyumbangkan makanan di masjid ini.

Masjid Lungkang

Komplek Masjid Longgang atau Masjid Lungkang di Distrik Zhongli, Kota Taoyuan, Taiwan.tirto.id/ Abdul Aziz

Taoyuan Ramah bagi Umat Muslim

Taoyuan memang menjadi salah satu kota yang ramah terhadap pelancong muslim. Karena itu, tidak heran bila Taiwan berhasil mempertahankan peringkat kedua dalam hal menyediakan lingkungan wisata yang ramah muslim di antara destinasi non-OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dunia, menurut Indeks Wisata Halal Dunia MasterCard-Crescent Rating 2022.

Misal Masjid Longgang. Ia tidak hanya diperuntukkan bagi warga muslim di Taoyuan, melainkan juga para pelancong dari berbagai negara. Mr. Ma mengatakan, masjid yang dikelolanya mempersilakan wisatawan muslim bermalam di ruangan khusus yang ada di lantai dua di samping masjid tersebut.

“Di lantai 2 ini ada ruangan kosong, jadi mereka kalau liburan mau menggunakan tempat itu, juga diizinkan, dibebaskan memakai kantor kosong itu,” kata dia.

Menurut Mr. Ma, mereka bisa menyimpan barang, beristirahat, mandi, dan beribadah secara gratis selama tinggal di komplek Masjid Longgang. Biasanya, kata dia, para wisatawan akan memberikan sedekah sebagai wujud terima kasih karena telah mengizinkan mereka tinggal sementara.

Selain fasilitas ibadah, wisatawan muslim yang berkunjung ke Taiwan juga dapat menemukan banyak restoran halal dan fasilitas lain yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan keagamaan mereka. Sebab, Taiwan terus berupaya menciptakan lingkungan wisata yang sangat ramah bagi wisatawan muslim.

Selama seminggu di Taiwan, kami selalu diajak ke restoran halal atau yang menyediakan makanan halal. Saat sarapan pagi di hotel pun, biasanya pengunjung akan ditanya apakah butuh makanan halal atau tidak? Sebab, bukan hanya soal menu, melainkan juga alat masak yang dipisah dari bahan yang mengandung babi.

Warung Muslim

Warung milik seorang muslim di dekat Masjid Longgang di Zhongli, Kota Taoyuan. tirto.id/: Abdul Aziz

Baca juga artikel terkait KEBERAGAMAN atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - News
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Anggun P Situmorang