Menuju konten utama

Mengapa Kita Dapat Merasakan Sakit? Simak Penjelasan & Sebabnya

Mengapa kita dapat merasakan sakit? Rasa sakit adalah respon tubuh yang melibatkan sistem saraf yang kompleks. Pelajari proses terjadinya nyeri di sini.

Mengapa Kita Dapat Merasakan Sakit? Simak Penjelasan & Sebabnya
Ilustrasi Nyeri Otot. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pertanyaan tentang mengapa kita dapat merasakan sakit kerap muncul ketika kita mencoba memahami fungsi tubuh secara mendalam. Rasa sakit adalah hal yang normal ketika kita cedera atau terluka. Lalu, kenapa muncul rasa sakit dan bagaimana proses terjadinya nyeri?

Rasa sakit atau nyeri digambarkan sebagai hal yang tidak menyenangkan, seperti tertusuk, perih, atau sensasi terbakar. Pada dasarnya, rasa sakit adalah sinyal dalam sistem saraf yang memberitahukan ada sesuatu yang salah pada tubuh.

Sebagai contoh, ketika kita merasakan nyeri pada area tubuh tertentu seperti perut, maka itu menandakan bahwa ada masalah atau gangguan kesehatan di dalam perut.

Kemampuan merasakan sakit sebenarnya sangat penting karena dapat membantu mendiagnosis suatu masalah. Jika tidak ada rasa sakit, kita tidak akan sadar bahwa tubuh sedang mengalami gangguan. Bahkan, kita bisa saja melukai diri sendiri apabila tidak merasakan sakit.

Proses Rasa Sakit pada Tubuh

Ilustrasi Xray

Ilustrasi Xray. foto/Freepik

Nyeri merupakan proses fisiologis yang sangat kompleks dan melibatkan sistem saraf tubuh. Untuk memahami mengapa kita dapat merasakan sakit, maka kita harus tahu bagaimana prosesnya.

Proses terjadinya nyeri dimulai ketika tubuh mengalami luka atau cedera. Saat terluka, sel saraf khusus yang dikenal sebagai nociceptor atau reseptor nyeri di area yang cedera akan melepaskan zat kimia bernama neurotransmiter. Neurotransmiter bertindak sebagai pembawa pesan yang akan mengirimkan sinyal ke otak.

Pesan tersebut berjalan melalui saraf ke sumsum tulang belakang hingga akhirnya sampai ke otak. Otak menerima pesan tersebut dan memprosesnya, mengevaluasi, sekaligus memutuskan apa yang harus dilakukan. Otak kemudian mengirimkan pesan kembali ke tubuh untuk bereaksi bergantung pada situasinya.

Semua proses ini berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Misalnya, ketika tangan kita tidak sengaja menyentuh benda yang sangat panas, kita langsung merasakan sakit dan tangan kita pun bereaksi cepat dengan menjauh dari sumber panas.

Di sisi lain, otak juga bisa memberi pesan untuk melepaskan pereda rasa sakit alami yang disebut dengan endorfin atau memerintahkan sistem kekebalan tubuh untuk merespon cedera/luka dan mulai melakukan penyembuhan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa tubuh merasa nyeri karena sistem saraf mengira ada sesuatu yang salah pada tubuh kita. Jadi, penyebab nyeri adalah adanya rangsangan (tekanan, suhu, dan semacamnya) yang membuat sistem saraf bereaksi cepat mengirimkan pesan ke otak.

Jenis-Jenis Rasa Sakit pada Manusia

Ilustrasi Nyeri Otot

Ilustrasi Nyeri Otot. FOTO/iStockphoto

Setelah memahami mengapa kita dapat merasakan sakit, ketahui pula jenis-jenis rasa sakit pada manusia. Berdasarkan sifatnya, rasa sakit dibedakan menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis. Sedangkan jika berdasarkan penyebabnya, maka rasa sakit dapat dibedakan menjadi tiga jenis.

Untuk lebih jelasnya, berikut jenis-jenis rasa sakit pada manusia dikutip dari NIH MedlinePlus Magazine:

1. Nyeri Akut

Nyeri akut terjadi ketika tubuh mengalami cedera atau luka, misalnya saat tangan terkena pisau. Intensitas rasa sakit bisa bervariasi tergantung tingkat keparahan luka, tapi bisa hilang ketika luka tersebut sembuh total. Selain luka, nyeri akut juga bisa disebabkan kelelahan, misalnya sakit otor leher atau punggung akibat aktivitas tertentu.

2. Nyeri Kronis

Nyeri kronis adalah rasa sakit yang berlangsung lama, bisa berbulan-bulan atau kadang bertahun-tahun. Nyeri kronis umumnya memiliki penyebab yang jelas, misalnya disebabkan oleh penyakit tertentu yang tidak sembuh-sembuh, misalnya kanker. Namun, ada pula nyeri kronis yang terjadi tanpa alasan jelas atau belum diketahui penyebab pastinya.

3. Nyeri Nociceptive

Nyeri nociceptive adalah rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, misalnya luka teriris pisau, luka bakar, atau tertusuk benda tajam. Sebagian besar nyeri akut umumnya bersifat nociceptive.

4. Nyeri Neuropatik

Nyeri neuropatik adalah rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan atau disfungsi saraf. Misalnya terjadi cedera atau penyakit yang memengaruhi otak, sumsum tulang belakang, maupun sistem saraf tepi di seluruh tubuh. Nyeri neuropatik biasanya terasa seperti tertusuk atau terbakar.

5. Nyeri Inflamasi

Nyeri inflamasi adalah rasa sakit yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh aktif merespon cedera atau infeksi. Inflamasi umumnya menyebabkan kemerahan atau pembengkakan, tapi juga dapat membuat kita lebih sensitif terhadap rasa nyeri.

Faktor yang Memengaruhi Rasa Sakit

Ilustrasi sakit kepala

Ilustrasi sakit kepala.FOTO/Istockphoto

Tak hanya soal mengapa kita dapat merasakan sakit, tapi kita juga harus paham bahwa rasa sakit pun dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Faktanya, rasa sakit yang kita rasakan tidak hanya disebabkan oleh luka fisik, tapi psikologis juga memainkan peran di dalamnya.

Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi rasa sakit:

1. Faktor Biologis

Setiap individu memiliki ambang nyeri atau sensitivitas terhadap rasa sakit yang berbeda. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor genetik, usia, hingga kondisi kesehatan. Dikutip dari laman National Vulvodynia Association, penelitian menunjukkan bahwa setiap orang memiliki jumlah neurotransmiter yang berbeda-beda.

Penelitian lain juga menemukan fakta bahwa susunan genetik dapat berpengaruh pada kepekaan seseorang terhadap nyeri. Ini menjelaskan mengapa sebagian orang terkadang merasakan sakit yang lebih intens dibandingkan yang lain, begitu pula sebaliknya.

2. Faktor Psikologis

Kondisi mental seperti stres, kecemasan, atau depresi, dapat memperkuat persepsi terhadap rasa sakit. Sebaliknya, suasana hati yang positif atau perasaan yang lebih rileks dapat membantu mengurangi intensitas nyeri.

Saat kita terluka dan terlalu fokus pada luka tersebut, terkadang kita bisa merasakan nyerinya dengan sangat kuat. Namun, saat perhatian teralihkan, rasa sakit bisa sedikit berkurang. Itulah kenapa ketika mengalami luka, dianjurkan untuk tetap tenang dan tidak panik secara berlebihan.

3. Faktor Sosial

Adanya hubungan sosial yang baik atau dukungan dari orang lain secara tidak langsung akan berpengaruh pada rasa sakit. Dukungan sosial bisa berdampak pada psikologis, membuat kita merasa lebih nyaman dan membantu meringankan rasa nyeri.

Jawaban dari mengapa kita dapat merasakan sakit terletak pada fungsi sistem saraf yang kompleks di dalam tubuh. Dengan memahami proses terjadinya nyeri, kita dapat lebih berhati-hati sekaligus mencari cara yang lebih efektif untuk mengelola atau meredakan rasa sakit.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - GWS
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani