Menuju konten utama
Piala Dunia 2018

Mendiang Ayah Jadi Alasan Yussuf Poulsen Pakai Nama Punggung Yurary

Nama punggung 'Yurary' milik Yussuf Poulsen berasal dari nama sang ayah, Shihe Yurary.

Mendiang Ayah Jadi Alasan Yussuf Poulsen Pakai Nama Punggung Yurary
Selebrasi Yussuf Yurary Poulsen setelah mencetak gol pada pertandingan Grup C antara Timnas Peru vs Timnas Denmark di Mordovia Arena, Saransk, Rusia, Sabtu (16/06/2018). AP Photo/Martin Meissner

tirto.id - Yussuf Poulsen menjadi bintang bagi Denmark berkat gol kemenangan yang dibuatnya atas Peru pada Sabtu (16/6/2018). Uniknya, Poulsen menggunakan nama punggung Yurary, yang merupakan bentuk penghormatan kepada almarhum sang ayah, Shihe Yurary.

"Ia yang mengenalkan saya kepada sepak bola untuk pertama kali, dan ia bermain bola secara reguler, meski tidak pernah di level profesional," kata Poulsen mengenang sang ayah, dikutip Marca.

Yussuf Poulsen sudah menjadi pembicaraan di Eropa, terutama sejak klubnya RB Leipzig menjadi kuda hitam Liga Jerman pada musim 2016-2017. Kala itu Poulsen yang kelahiran 15 Juni 1994 membantu timnya menjadi runner-up kompetisi, hanya kalah dari Bayern Munchen.

Musim lalu, prestasi RB Leipzig tidak bisa sehebat musim sebelumnya, meski mencatatkan debut di Liga Champions. Namun, performa Poulsen lumayan stabil di klub yang bermarkas di Red Bull Arena. Ia mencetak empat gol dalam 30 penampilan, satu lebih sedikit dibandingkan musim terdahulu.

Sabtu (16/6), pemain yang sudah membela RB Leipzig sejak masih berada di Divisi Tiga Bundesliga (3.Liga), menciptakan sensasi. Ia menyelamatkan Denmark kala berjumpa Peru di laga pembuka Grup C Piala Dunia 2018.

Meski Denmark kalah penguasaan bola dengan perbandingan 53:47 persen, meski tim tersebut juga kalah jumlah tembakan dengan 10:17, kemenangan jadi milik Tim Dinamit berkat gol Poulsen pada menit ke-59.

Kala Yussuf Poulsen melakukan selebrasi gol, satu yang paling mencolok adalah nama punggungnya, Yurary, bukan Poulsen pada

umumnya.

Hal itu sengaja dipilih oleh Poulsen, demi kenangan indah bersama sang ayah Shihe Yurary, seorang pelaut asal Tanzania yang meninggal karena kanker kala sang anak masih berusia lima tahun.

Bagi Poulsen sendiri, mencetak gol ke gawang Peru menjadi lebih istimewa lagi mengingat jalannya laga. Sang penyerang sempat membuat pelanggaran yang menyebabkan hukuman penalti untuk timnya di babak pertama.

Beruntung kala itu, tembakan Christian Cueva melayang tinggi dan tidak membahayakan kiper Denmark, Kasper Schmeichel yang merupakan putra penjaga gawang legendaris Peter Schmeichel.

"Ini adalah laga emosional sekaligus istimewa bagi saya, karena sebelumnya saya juga menyebabkan hukuman penalti. Saya sepenuhnya bahagia," ungkap Poulsen seusai pertandingan.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Fitra Firdaus