Menuju konten utama

Mencari Khasiat Minyak Esensial

Minyak esensial membawa banyak keuntungan. Mulai dari ketenangan, hingga finansial.

Mencari Khasiat Minyak Esensial
Ilustrasi essential oil. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Sejak beberapa tahun terakhir, muncul fenomena penggunaan essential oil. Ini adalah minyak hasil penyulingan tumbuhan dan buah-buahan. Minyak esensial ini umumnya digunakan sebagai bahan dasar aromaterapi. Belakangan, ia populer dipakai dengan cara dioleskan pada tubuh, diminum, juga aroma yang dihirup.

Salah satu yang kerap memakai minyak esensial ini adalah Past Novel. Ia memakai minyak esensial ini setiap hari. Kami berbincang saat kondisi tubuh Past sedang kurang sehat. Ia berkata bahwa dirinya baru mengonsumsi minyak lemon dan thieves agar tubuh kembali prima. Bila sakitnya sudah agak parah, Past akan meminum air yang dicampur minyak tersebut.

"Minyak ini bisa digunakan untuk menjaga imun, membersihkan furnitur, jadi bahan pembuatan makanan, meringankan sakit, dan merawat kulit wajah,” kata Past.

Ibu satu anak balita ini juga kerap menggunakan minyak lavender untuk membuat tubuhnya nyaman.

Rutinitas tersebut sudah ia lakukan sejak tahun 2016. Awalnya Past menggunakan minyak esensial ini untuk menormalkan warna kulit anaknya yang baru lahir. Ibu mertua Past menyarankan untuk mengusap minyak itu pada kulit bayi agar tidak kuning. Sejak itu Past rajin mencari informasi tentang essential oil. Hingga kini, ibu mertuanya tetap memasok puluhan varian minyak esensial untuk pemakaian sehari-hari.

Sekarang di rumah Past terdapat 40 jenis minyak esensial. Merek yang ia pakai adalah Young Living, merek asal Amerika Serikat yang memiliki ratusan varian. Di Indonesia Young Living dipasarkan melalui metode pemasaran berjenjang (Multi Level Marketing). Pertengahan tahun lalu merek tersebut membuka toko resmi di Indonesia.

Past turut pula bergabung dengan grup WhatsApp pengguna minyak esensial. Anggotanya ada ratusan, dan aktif 24 jam. Bahkan ada saja yang berbagi informasi pukul 3 pagi. Di grup itu, Past mendapat berbagai cerita khasiat minyak esensial.

“Ada cerita yang bilang penggunaan essential oil bisa membantu penyembuhan kanker dan stroke. Ada pasangan yang hendak punya anak mengonsumsi essential oil untuk membantu menstabilkan hormon. Si perempuan berhasil hamil setelah 10 tahun menikah. Ada juga cerita tentang essential oil yang mendatangkan banyak rezeki,” kata Past.

Setelah mencari informasi melalui situs berita dan jurnal ilmiah, Past merasa efek minyak esensial sebenarnya didasari oleh keyakinan, seperti efek plasebo. Karena efek percaya itu, Past merasa minyak esensial bisa mengobati penyakit. Jika anaknya sedang panas, ia akan mengoles minyak peppermint di telapak kaki, tiga kali dalam sehari.

“Ibarat obat atau infus saja. Kita tidak tahu pasti fungsi setiap komponen di dalamnya tapi kita percaya itu bisa menyembuhkan, maka sembuhlah kita.”

Menurut dr. Melyati Hermawan, SP.KK, dokter spesialis kulit dan kelamin, hingga saat ini belum ada penelitian signifikan yang bisa menjadi acuan dalam penggunaan minyak esensial. Menurutnya, apabila penelitian itu ada, maka akan muncul rekomendasi resmi untuk menggunakan minyak esensial bagi kesehatan.

"Tetapi tidak ada masalah kok bila hendak menggunakan minyak tersebut, apabila memang sesuai dengan kebutuhan,” ujar Melyawati.

Mely, sapaan akrab Melyawati, pernah mendengar cerita seorang kawan yang lebih suka mengobati penyakit anaknya dengan minyak. Ia mengingatkan bahwa: sifat minyak esensial adalah tambahan. Ia tidak bisa menjadi perlakuan tunggal dalam pengobatan. "Jadi harus lebih bijaksana dalam menggunakannya," ujar dokter yang juga berprofesi sebagai dosen ini.

Sejarah Panjang Minyak Esensial

Meski dianggap sebagai tren baru, sejatinya minyak esensial sudah ada sejak beberapa abad lalu. Artikel "The Literature of the Essential Oils" mengungkap bahwa beberapa sejarawan pernah melakukan investigasi tentang distilasi di abad ke 17. Pada tahun 1880, Otto Wallach melakukan riset tentang minyak esensial. Dalam kurun waktu satu setengah abad belakangan, ada lebih dari 10.000 analisis tentang minyak esensial yang dilakukan di berbagai benua. Sebagian penelitan itu menyangkut asal-usul tanaman.

Infografik Essential OIL

Sampai sekarang penelitian tentang minyak esensial masih dilangsungkan oleh berbagai institusi. Penelitian itu berjalan seiring dengan peningkatan permintaan terhadap penggunaan minyak ini. Dalam survei Market Demand of Essential Oils Worldwide from 2010 to 2020 (in tons), hasilnya menunjukkan adanya peningkatan permintaan minyak esensial setiap tahun. Amerika Serikat menjadi salah satu pasar terbesar minyak esensial. Pada 2015, nilai pasarnya mencapai 3,36 miliar dolar.

Di AS, produsen minyak esensial seperti Young Living maupun doTerra bisa membuat sebagian kecil anggotanya mendapat penghasilan jutaan dolar. Dua perusahaan asal Utah ini diklaim sebagai penjual minyak esensial terbesar di dunia. Konsumen mereka mencapai tiga juta, dan penjualan tahunannya mencapai satu miliar dolar. Hal serupa terjadi pula di Indonesia. Past berkata bahwa keuntungan seorang distributor dengan level tinggi bisa mencapai ratusan juta rupiah.

“Biasanya bisnis MLM punya turn over tinggi, tapi di sini distributor berpenghasilan rendah pun tetap jadi anggota. Sebagian berkata mendapat banyak tempat dari komunitas ini jadi ia merasa senang.”

Pada tahun 2000 Gery Young, pendiri Young Living mendirikan klinik penelitian untuk mengeksplorasi manfaat minyak esensial dalam mengatasi penyakit jantung, depresi, dan kanker. Hal itu dilakukan untuk mencari efek baru selain dampak psikologis seperti rasa tenang yang bisa dihasilkan dari aroma minyak ini.

Baca juga artikel terkait ESSENTIAL OIL atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono