tirto.id - Pemerintah berencana mengguyur impor beras sebesar 3 juta ton tahun ini. Hal itu dilakukan untuk mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan di Tanah Air, memberi bantuan sosial beras serta mangantisipasi dampak dari El Nino.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor beras digencarkan demi menjaga keseimbangan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan menjadi keputusan pemerintah untuk mengatasi defisit neraca bulanan.
"Kita tidak bisa menunggu stok habis sehingga perlu antisipasi agar stabilitas pangan tetap terjaga. Jadi kita perlu siapkan beberapa bulan ke depan,” kata Arief dalam keterangannya, dikutip Senin (8/1/2024).
“Apalagi dampak El Nino terhadap penurunan produksi itu, baru terasa dua atau tiga bulan berikutnya. Nah, pada saat yang sama kita juga terus menggulirkan bantuan pangan beras sebagai bantalan sosial bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk mengendalikan inflasi," tambah dia.
Dalam keterangannya, stok beras di Bulog saat ini masih aman, yang mana tercatat sebesar 1,3 juta ton. Selain itu, dengan mengimpor beras yang juga digunakan untuk bantuan pangan beras ditengarai efektif menahan laju inflasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi 2023 secara tahunan berada pada 2,61 persen, atau lebih rendah dari inflasi tahun yang sebelumnya sebesar 5,51 persen.
Arief mengatakan, pemenuhan pangan bagi masyarakat berpendapatan rendah menjadi perhatian pemerintah karena berkaitan erat dengan upaya menahan laju harga beras dan kemampuan daya beli yang turut mempengaruhi inflasi.
“Stok ini [1,3 juta ton beras] dipakai untuk intervensi bantuan pangan dan pendistribusian SPHP [Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan]. Semuanya untuk stabilisasi pangan sehingga untuk periode Januari sampai Maret 2024 sudah langsung dijalankan bantuan pangan ini,” ujar Arief.
Sejak bantuan pangan beras tahap pertama digulirkan pada Januari hingga Maret 2023, inflasi beras tercatat mengalami penurunan dari 2,63 persen pada Februari 2023, kemudian turun menjadi 0,70 persen pada Maret 2023. Penurunan terus terjadi menjadi 0,55 persen pada April 2023 dan 0,02 persen pada bulan berikutnya.
Dari sisi harga, Arief juga mencatatkan bahwa tren harga beras medium (IR 64 III) mulai turun secara gradual. Per 5 Januari 2024, beras medium (IR 64 III) memiliki harga Rp 11.116 per kg, dengan jumlah stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang sebesar 31.277 ton.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana impor beras hingga tiga juta ton dari Thailand dan India. Keinginan itu muncul ketika menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Jepang di Tokyo beberapa waktu lalu.
“Saya sampaikan keinginan untuk bisa impor dari Thailand, saya sampaikan Indonesia butuh dua juta ton, beliau kemudian siangnya telpon dengan timnya di Thailand, sampaikan pada saya sorenya, dua juta ton Thailand siap kirim,” kata Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Hotel St Regis Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Menurut presiden, impor dari Thailand untuk stok pangan tahun depan. Dia pun mengatakan, dengan penandatanganan kesepakatan impor tersebut akan mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan nasional.
“Untuk mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan harus kita lakukan, artinya kita sudah dapat tanda tangan satu dan dua dari Thailand, paling enggak aman kita dapat urusan pangan,” ucap dia.
Kesepakatan impor beras sebelumnya telah dilakukan bersama pemerintah India. Hal itu dihasilkan melalui kesepakatan badan pangan dari pemerintah India untuk menyiasati kebutuhan stok beras di 2024.
“Untuk 2024 alhamdulillah kemarin Bulog dari India sudah sampaikan sudah tanda tangan satu juta ton,” ucap Jokowi.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang