tirto.id - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Saleh Partaonan Daulay mengungkit kegagalan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Anies sendiri diusung Gerindra ketika maju bersama Sandiaga Uno pada perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 silam.
Saleh mengatakan partai-partai koalisi pendukung Anies-Sandi kala itu bisa saja menilai 5 dari 100 perihal kinerja Anies selama menjabat Gubernur DKI Jakarta. Namun, partai pengusung enggan memberikan penilaian, meskipun mengetahui betul kegagalan Anies.
"Kalau mau jujur, banyak kegagalan yang terjadi di Jakarta. TKN Prabowo tahu betul soal itu. Dan punya datanya. Bukan data asal-asalan. Namun, TKN Prabowo tidak mau membuka soal itu. Makanya tetap fokus dengan tawaran visi-misi dan program," kata Saleh dalam keterangannya, Senin (8/1/2024).
Saleh mengungkit kegagalan Anies sebagai bentuk protes penilaian capres nomor urut 1 itu terhadap kinerja Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dipimpin Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Anies menilai kinerja Kemenhan hanya 11 dari 100.
Saleh menilai Anies terlalu ambisius menjadi presiden, sehingga dinilai dengan cara tidak terhormat hendak menjatuhkan Prabowo dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Politikus PAN itu menilai debat ketiga Pilpres 2024 ini menunjukkan bahwa Anies Baswedan bukanlah negarawan.
Saleh mengatakan, Anies berbicara etika tanpa etika dan merasa paling bermoral. Kenyatannya, kata dia, penyampaian pendapat dan kritikan Anies jauh dari nilai moralitas itu sendiri.
Saleh menilai Anies sejak awal debat menyusun segala premis dan proposisi untuk menjatuhkan Prabowo.
"Kalau menonton secara keseluruhan, orang pasti akan melihat betapa Anies sangat ambisius. Ambisius untuk menjadi presiden. Karenanya, ambisius ingin mengalahkan Prabowo dengan cara yang tidak terhormat," ucap Saleh.
Saleh menyebut salah satu pernyataan Anies yang dinilainya tidak terhormat adalah ketika dia memberikan nilai 11 dari skala 100 untuk Kementerian Pertahanan.
Menurut Saleh, penilaian Anies itu tidak jelas apa tolok ukur yang dijadikan sandaran. Ia bahkan mengatakan para pengamat politik dan purnawirawan TNI sekali pun tidak ada yang memberikan penilaian seperti itu.
"Pak Anies ini tahu apa soal TNI? Apa pernah latihan militer? Apa pernah bertugas menjaga NKRI di dalam dan luar negeri? Apa pernah masuk lumpur bersembunyi untuk menghindari gempuran musuh? Oh ya, pelatihan bidang pertahanan apa yang sudah pernah didapatkannya sehingga merasa yakin memberikan penilaian seperti itu?" kata Saleh bertanya-tanya.
Saleh juga menyinggung Anies Baswedan adalah menteri yang diberhentikan oleh Presiden Jokowi. Kala itu, Anies menjadi pembantu Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Kenapa diberhentikan? Jawabannya tentu Jokowi yang tahu. Tetapi, secara umum, pastilah karena tidak mampu dan tidak dibutuhkan. Nah, bagaimana seseorang yang pernah diberhentikan menilai seorang menteri yang masih aktif dan berprestasi? Sangat tidak tepat dan pasti jauh dari kebenaran," tutur Saleh.
Dalam debat yang mengusung tema pertahanan, keamanan, hubungan luar negeri, globalisasi, dan geopolitik, Anies dan Capres nomor 3, Ganjar Pranowo memberikan penilaian terhadap kinerja Kemenhan.
Semula Anies bertanya kepada Ganjar perihal penilaian kinerja Kemenhan di bawah komando Prabowo Subianto.
"Bapak waktu itu pernah memberikan penilaian atas kinerja penegakan hukum di Indonesia, bapak beri skor lima atas kinerja hukum di Indonesia.
Pertanyaannya sekarang terkait dengan pertahanan berapa skor yang bapak berikan?" tanya Anies kepada Ganjar.
Ganjar lantas menjawab pertanyaan Anies dengan memberikan skor lima terkait kinerja Kementerian Pertahanan.
“(Skor) lima juga, Saya punya datanya dan kemudian akan saya sampaikan maka di meja saya sudah saya siapkan data satu persatu,” jawab Ganjar.
Ganjar lantas meminta Anies untuk memberikan penilaian terhadap kinerja Kemenhan. Anies kemudian menjawab 11 dari 100.
"Menurut saya skornya justru di bawah lima Mas Ganjar itu, kalau lima itu ketinggian, Mas Ganjar, 11 mas dari 100” kata Anies.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto