Menuju konten utama

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Tunggu Keputusan MK

Airlangga Hartarto, enggan menanggapi langkah Megawati yang mengajukan diri sebagai amicus curiae ke MK terkait perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU).

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Tunggu Keputusan MK
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) menyambut mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo (kanan) untuk mengisi kuliah umum presidensial di Golkar Institut, Jakarta, Sabtu (16/9/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.

tirto.id - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengajukan surat Amicus Curiae atau sahabat pengadilan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Terkait hal itu, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, pun enggan menanggapi dan meminta publik untuk menunggu keputusan MK terkait perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU).

"Ya kita tunggu saja keputusan dari MK," kata Airlangga di Hotel Double Tree, Hilton, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024) malam.

Airlangga menuturkan partainya menghormati proses yang sedang berlangsung di MK.

"Kita tunggu hasil keputusan MK. Jadi, kita menghormati proses yang sedang berjalan," tutur Airlangga.

Surat Amicus Curiae Megawati diserahkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang didampingi Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat dan Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis ke MK.

Dalam surat tersebut, Megawati berharap MK mau memberi keputusan terkait kecurangan pemilu sehingga tidak hanya berpatok pada hasil angka dari masing-masing pasangan calon. Dia mengibaratkan palu MK saat ini terbuat dari emas dan bukan sekedar godam untuk alat pukul.

"Rakyat Indonesia yang tercinta marilah kita berdoa semoga ketuk palu MK bukan merupakan palu godam, melainkan palu emas, seperti kata Ibu Kartini pada tahun 1911 habis gelap terbitlah terang sehingga fajar demokrasi yang telah kita perjuangkan dari dulu timbul kembali dan akan diingat terus menerus oleh generasi bangsa Indonesia. Amin ya rabbal alamin. Hormat saya, Megawati Soekarnoputri ditandatangani merdeka, merdeka, merdeka," kata Hasto.

Hasto menuturkan surat tersebut ditulis Megawati dengan menggunakan tinta merah sebagai pertanda keberanian terhadap dugaan kecurangan yang terjadi selama Pemilu.

"Karena itu lah Ibu Mega sampai menambahkan tulisan tangan sebagai ungkapan bagaimana perjuangan dari Raden Ajeng Kartini itu juga tidak akan pernah sia-sia. Karena emansipasi itu merupakan bagian dari demokrasi sehingga ketika kita menghadapi kegelapan demokrasi akibat abuse of power yang dilakukan oleh Presiden Jokowi akibat kepentingan nepotisme untuk anak," kata Hasto.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Flash news
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Intan Umbari Prihatin